Yogi Rahadian, Hasil Gemblengan Inggris dan Uruguay

Jun Mahares & Arby Rahmat | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 14:41 WIB
Pemain sayap Mitra Kukar, Yogi Rahadian, pernah mencicipi program akademi sepak bola Leicester City di Inggris sebelum bergabung SAD Uruguay.
Yogi Rahadian menjadi penentu kemenangan Mitra Kukar atas Semen Padang (2-1) di final Piala Jenderal Soedirman. (CNN Indonesia/Muhammad Arby Rahmat Putratama H)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penampilan cemerlang Yogi Rahadian bersama Mitra Kukar di Piala Jenderal Soedirman (PJS) bukan karena kebetulan. Mental pemain sayap 20 tahun itu sudah dibentuk kala menimba pengalaman di Akademi Leceister City dan Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Uruguay.

Seperti pesepak bola pada umumnya, kecintaan Yogi terhadap olahraga si kulit bundar terpengaruh lingkungan sekitar. Kegemarannya terhadap bola sepak diawali sejak menginjak sekolah dasar.

Bakat sepak bolanya kemudian dipoles oleh Indonesia Football Academy (IFA) bentukan Badan Timnas Nasional PSSI pada tahun 2011. "Dari situ mulai serius untuk bermain sepak bola," kata Yogi kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IFA yang ditangani direktur teknik asal Inggris, Kevin Kent, punya jaringan luas di Inggris. Akademi sepak bola usia muda itu pun menandatangani kerja sama dengan Leicester City sejak akhir tahun 2010.

Namun, petinggi klub sepak bola Leicester itu hanya mengizinkan empat pemain terbaik masuk dalam seleksi akademi usia muda. Yogi menjadi salah satu pemain terbaik yang dipilih IFA bersama Moch Fahmi Al Ayyubi, Maldini Pali, dan Rico Adriyanto.

Meski hanya sebulan mencicipi pengalaman di Inggris, Yogi pun masuk dalam daftar pemain muda terbaik yang dikirimkan ke Uruguay lewat program SAD.

Sepulang dari Uruguay, talenta Yogi pun dilirik Mitra Kukar U-21 pada 2013. Ia turut andil mengantarkan Naga Mekes muda meraih runnerp Liga SUper Indonesia U-21.

Di musim berikutnya, Yogi pun mampu menembus tim utama Mitra. Sebelum mencuri kepercayaan Jafri Sastra, pemain kelahiran Palembang itu sempat dipuji pelatih Mitra di ajang pramusim, Scott Cooper (Inggris).

Kecepatan Yogi pun menjadi taktik jitu Jafri Sastra untuk memecah kebuntuan. Strategi pelatih asal Minang untuk menempatkan Yogi sebagai supersub di turnamen PJS berbuah manis.

Penyerang sayap 20 tahun itu menjadi pahlawan dengan mencetak gol kemenangan Mitra 2-1 atas Semen Padang di pengujung laga final PJS.

Yogi berharap karier sepak bolanya tidak berhenti sebatas turnamen. "Saya ingin secepatnya kondisi sepak bola Indonesia baik kembali dan bisa berkembang lebih baik lagi di level kompetisi reguler," ujarnya. (jun/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER