Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Daud Yordan, Craig Christian, mengatakan bahwa petinju didikannya itu pantas untuk mendapatkan sorotan publik Indonesia dan bertanding di hadapan puluhan ribu penonton.
Daud adalah juara dunia tinju kelas bulu IBO tahun 2012. Ia kemudian kehilangan gelarnya karena kalah dari petinju Afrika Selatan, Simpiwe Vetyeka, dalam tarung pada April 2013 lalu.
Tapi petinju 28 tahun itu masih menjadi nama paling tenar dalam dunia tinju Indonesia, terutama setelah Chris John pensiun pasca-kehilangan gelar juara dunia WBA.
Jumat (5/2) ini, Daud akan menjajal pertarungan melawan Yoshitaka Kato untuk mempertahankan sabuk WBO Asia-Pasifik kelas ringan di Balai Sarbini, Jakarta. Ini adalah pertama kalinya Christian melatih Daud secara resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesuksesan pertarungan itu akan menjadi dorongan Daud untuk merebut gelar juara dunia. Karena itulah laga melawan Kato juga diberi label 'Road To World Champion'.
Christian mengakui bahwa pertarungan kali ini belum menimbulkan kehebohan seperti yang ia inginkan. Padahal menurutnya Daud adalah harapan terakhir tinju Indonesia.
"Indonesia membutuhkan pahlawan. Daud seharunya bermain di Stadion Gelora Bung Karno. Dengan 80 ribu orang yang memberikan dukungan kepadanya. Ellyas Pical pernah melakukannya. Dan ini sangat mungkin untuk Daud," kata pria asal Australia itu.
Craig kemudian mengatakan bahwa Indonesia harus mencontoh langkah Inggris yang sukses membangkitkan kembali dunia tinju lokal mereka.
Saat ini Inggris sendiri memang berada pada masa keemasan tinju dengan memiliki tujuh juara dunia dan tiga pemegang gelar interim -- tertinggi dalam sejarah.
"Sekarang di Inggris ada beberapa petinju yang bisa menarik perhatian dan membuat arena penuh. Mereka menggunakan stadion untuk tinju dan itu terisi penuh. Dulu Inggris tidak bisa melakukannya. Tapi tiba-tiba saja mereka bisa melakukannya."
"Indonesia juga bisa seperti itu," ucapnya.
(vws)