Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah seharusnya merancang visi dunia balapan Indonesia ketimbang memberikan dana secara langsung untuk Rio Haryanto, pebalap muda Indonesia yang akan menjajal dunia Formula 1. Hal ini diutarakan dosen London School of Public Relation, Ermiel H. Thabrani.
Pada Kamis (18/2), Rio mendapatkan kepastian satu kursi di tim asal Inggris, Manor Racing, untuk musim 2016. Namun hal itu tidak didapatkan dengan mudah. Rio harus membawa dana sponsor senilai 15 juta euro, atau setara Rp225 miliar, untuk mengamankan satu tempat.
Kementerian Pemuda dan Olahraga mengeluarkan keputusan untuk menyokong Rio sebesar Rp100 miliar, akan tetapi pencairannya masih menunggu persetujuan dari Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini Rio baru mendapatkan sokongan dana dari sponsor utamanya, Pertamina, yang memberikan total 5 juta euro.
Selama beberapa bulan terakhir, Rio dan tim telah berkeliling untuk mencari bantuan, mulai dari bertemu dengan Presiden Joko Widodo, mendatangi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, berbicara di depan media hingga menemui beberapa pengusaha.
Kemenpora dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara pun berupaya menggalang dana dari perusahaan milik pemerintah. Akan tetapi perusahaan swasta atau BUMN lainnya masih belum tertarik menanamkan uang kepada Rio.
Menurut Ermiel, keengganan perusahaan untuk berinvestasi pada Rio bisa dipahami, terutama melihat tidak ada penawaran rencana berkesinambungan.
"Pengusaha itu menanamkan uang bukan untuk sekadar untung balik secara cepat. Tapi melihat rencana jangka panjangnya," kata Ermiel ketika dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
"Tidak apa-apa tidak untung lima sampai untung lima sampai 10 tahun ke depan, asalkan ada rencana yang jelas."
Ermile menyoroti ketiadaan adaan visi di dunia
motorsport Indonesia sebagai masalah mendasar.
Menurutnya, seharusnya pemerintah yang mengambil alih dan merancang
road map, mulai sejak Rio membalap, menjadi juara dunia, hingga menciptakan 'Rio-rio' selanjutnya di dunia balapan. Dan rencana inilah yang menurutnya harus 'dijual' kepada perusahaan, bukan hanya soal membalap satu musim di F1.
"Soal dana (sponsor) biarkan nanti
B to B (
business to business) antara pihak Rio dan perusahaan. Tapi kita harus punya sebuah rencana bagaimana memiliki juara dunia dari Indonesia."
"Latihannya seperti apa, fasilitasnya seperti apa. Bagaimana kita mau melahirkan juara dunia kalau fasilitas latihannya saja tidak ada?"
Ermiel berpesan bahwa keberhasilan Rio Haryanto menembus dunia Formula 1 harus mampu dimanfaatkan, terutama karena Grand Prix adalah puncak (
pinnacle) dari dunia balapan dan akan menarik perhatian ratusan juta orang di seluruh dunia.
Rio hari ini bertolak ke Barcelona untuk mengikuti sesi tes perdana musim 2016. Pada 22 Februari nanti, Manor Racing sendiri akan secara resmi meluncurkan tim dan logo baru dan mengenalkan mobil MRT05.
Rio akan menjalani debut sebagai pebalap F1 di Melbourne, Australia, pada 20 Maret mendatang.
(vws)