Jakarta, CNN Indonesia -- Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) punya kriteria utama dalam menentukan pebulutangkis yang akan dikirim ke Olimpiade Musim Panas di Brasil pada Agustus mendatang.
Wasekjen PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan di antara kriteria utama itu adalah statistik tatap muka atau
head-to-head dengan calon lawan.
"Pertama, putusan mengirimkan atlet bulu tangkis Indonesia ke Olimpiade
mandatory-nya ada di PBSI. Kemudian kami lihat dari ranking, lalu penampilan
head-to-head mereka dengan lawannya, yang terakhir adalah performa terakhir mereka," kata Budi di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tampil di Olimpiade, kata Achmad, para atlet harus mengumpulkan poin sebanyak mungkin untuk menentukan peringkat dunia. Perhitungan poin itu dimulai dari awal Mei 2015 sampai awal Mei 2016.
Untuk nomor tunggal, para atlet harus masuk ke dalam peringkat 16 besar dunia untuk dapat berpartisipasi di Olimpiade. Sementara untuk nomor ganda, para atlet harus tembus 8 besar dunia.
Masing-masing negara mendapat kuota maksimal dua atlet untuk nomor tunggal dan dua pasang atlet untuk nomor ganda.
"Ranking acuan kita (PBSI) untuk menentukan. Kalau rankingnya berdekatan, kita lihat
head-to-head mereka yang diperkirakan untuk berpotensi dapat medali. Yang terakhir adalah akan kami adu para atlet itu," ucap Budi.
"Ikut Olimpiade spiritnya bukan hanya untuk partisipasi tapi dapat medali, karena negara membutuhkan itu. Pemerintah menyatakan Indonesia harus masuk 30 besar dunia, itu menjadi tantangan bagi PBSI. Kita juga menghargai usaha dari para atlet."
(kid)