Jakarta, CNN Indonesia -- Petualangan bukan hanya monopoli pria. Para kaum hawa pun banyak yang terkenal karena jiwa petualangannya. Sebut saja Amelia Earhart (1897-1937)--perempuan pertama yang terbang solo melewati Samudera Atlantik atau Cheryl Strayed yang melintasi alam sejauh 1800 km, Pacific Crest Trail.
Namun, di antara kesulitan para kaum hawa saat berpetualang adalah siklus biologis bulanan.
Itu pula yang diakui perempuan yang bergiat dari organisasi pecinta alam Universitas Parahyangan, Mahitala. Tiga mahasiswa pecinta alam dari organisasi itu baru saja pulang dari Gunung Aconcagua, Argentina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tengah oksigen yang tipis [di atas ketinggian gunung], darah kita keluar saat terjadi siklus bulanan. Darah yang seharusnya menyuplai oksigen dalam tubuh, menjadi sedikit. Jadi bisa lebih pusing," tukas Fransiska Dimitri Inkiriwang, 22, salah satu dari tiga mahasiswi pecinta alam itu saat berkunjung ke redaksi CNNIndonesia.com, Jumat (4/3).
Namun, lanjut rekannya sesama pendaki Aconcagua, Mathilda Dwi Lestari mereka pun menggunakan jalan untuk menunda siklus lewat metode klinis.
"Itu seperti yang diberikan dokter untuk jemaah haji," tutur Mathilda, 22, di tempat yang sama.
Fransiska, Mathilda, serta satu rekannnya lagi, Dian Indah Carolina (20), merupakan tiga mahasiswi yang berambisi menunaikan misi tujuh puncak dunia atau dikenal dengan istilah seven summit. Mereka menyebut timnya dengan nama Wissemu yang merupakan singkatan dari The Women of Indoonesia's Seven Summits Expedition.
Puncak Aconcagua adalah yang keempat berhasil diraih tim tersebut. Sebelumnya mereka sudah mencapai puncak Cartenz Piramyd (Indonesia), gunung Kilimanjaro (Afrika), dan Gunung Elbrus (Rusia).
Tiga puncak lainnya yang akan didaki mahasiswi Unpar Bandung itu adalah puncak Vinson Massif di Antartika, puncak Denali di Alaska, serta puncak tertinggi dunia Everest di Nepal.
Sayangnya, di dalam tim tersebut, Indah Carolina tak bisa melanjutkan ke puncak Aconcagua karena menderita sakit. Dengan demikian, untuk melanjutkan ambisi WISSEMU menjadi seven summiters tersisa Fransiska dan Mathilda. Fransiska mengatakan kini ia dan Mathilda akan berjuang bersama untuk melanjutkan ambisi tim tersebut.
"Kalau memasukkan anggota baru, akan lebih banyak biaya karena dia harus juga menggapai empat puncak yang telah kita naiki dulu," tukas Fransiska.
(kid)