Jakarta, CNN Indonesia -- Di sela kegembiraan menjuarai All England 2016, ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto menyempatkan diri menghubungi orang tua usai mengalahkan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen di babak final, Minggu (13/2).
Praveen/Debby berhasil menyelamatkan wajah Indonesia dari hampa gelar dua tahun beruntun. Ganda campuran peringkat delapan dunia itu berhasil mengalahkan Fischer/Pedersen dua gim langsung 21-12 dan 21-17 pada laga final di Birmingham, Inggris.
Seperti dikutip dari situs resmi PBSI, Debby mengatakan langsung menghubungi orang tuanya setelah memenangi pertandingan final.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau orang yang pertama saya telepon, orang tua terus pacar. Tapi kalau kontak pakai WhatsApp ke keluarga terus ke kak Icad (Richard Mainaky). Orangtua pasti bangga sama kami, karena ini menjadi bagian dari sejarah buat kami. Bawa nama keluarga, bawa nama Indonesia," ucap Debby.
Sama dengan Debby, orang pertama yang dihubungi Praveen adalah orang tuanya. Pebulutangkis 22 tahun itu mengaku mendapat nasihat dari orang tuanya.
"Yang pertama dihubungi pastinya orang tua. Mereka senang dan bangga dengan hasil di All England ini. Mereka berpesan untuk bersyukur dan jangan tinggi hati. Ingat dulu sebelum juara saya bukan siapa-siapa. Jadi jangan lupa diri," tegas Praveen.
Total ada 15 wakil Indonesia yang tampil di All England 2016. Keberhasilan Praveen/Debby menjadi juara menjadi angin segar bagi dunia bulutangkis Indonesia. Pasalnya, dua andalan yang ditargetkan menjadi juara, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, tumbang lebih dulu.
Hendra/Ahsan kalah di babak kedua oleh pasangan Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Sementara Tontowi/Liliyana tumbang di tangan Chris Adcock/Gabrielle Adcock pada babak perempat final.
(har)