Jakarta, CNN Indonesia -- Tim nasional (timnas) Perancis bakal menjalani laga persahabatan menghadapi timnas Jerman di Stade de Frances, 29 Maret 2016.
Tak pelak, skuat berjulukan Les Bleus itu berusaha melawan trauma di stadion berkapasitas 81 ribu penonton itu. Ya, di stadion tengah Kota Paris itulah serangan teroris pernah terjadi.
Tepatnya pada 13 November 2015, sebanyak 130 orang tewas akibat serangan sejumlah pelaku teror di Stade de France.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di waktu yang bersamaan dengan serangan itu, skuat berjulukan Les Bleus itu sedang melakoni laga persahabatan menjamu timnas Jerman.
Dua tim dari Perancis dan Jerman pun terpaksa tidur dalam stadion itu, beberapa saat usai serangan teror, kala itu. Langkah itu dilakukan demi menghindari risiko bagi dua rombongan.
"Terlalu berisiko jika kedua tim kembali ke hotel," demikian laporan yang pernah disampaikan jurnalis Perancis, Martin Roschitz, saat itu.
Namun, pelatih timnas Perancis, Didier Deschamps, berharap para pemainnya harus melupakan kejadian itu dan fokus untuk persiapan di Piala Eropa 2016.
"Tentu tak ada yang bisa melupakan kejadian itu, tapi ada baiknya tak perlu dibicarakan lagi," ucap Deschamps seperti dikutip dari
BBC.
"Kami menjalani momen-momen emosional bersama. Kini kami harus menatap ke depan."
Satu hal yang pasti, Deschamps berharap kejadian buruk itu tak berulang lagi. "Tentu semua aspek keamanan harus diperketat," ujar mantan gelandang Chelsea tersebut.
Perancis bakal menjadi tuan rumah pada ajang pesta sepak bola terbesar di Eropa tersebut, mulai 10 Juni hingga 10 Juli mendatang. Sedangkan Stade de France akan menjadi laga pembuka tuan rumah menjamu Rumania.
(bac)