Pacquiao dan Jalan Mimpi Generasi Selanjutnya

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 10 Apr 2016 07:56 WIB
Perjalanan karier Manny Pacquiao akan menginspirasi banyak petinju di dekade mendatang.
Karier Manny Pacquiao bisa menginspirasi banyak petinju di masa depan (REUTERS/Las Vegas Sun/Steve Marcus )
Jakarta, CNN Indonesia -- Manny Pacquiao akan menyelesaikan halaman terakhir dalam kariernya sebagai seorang petinju. Meskipun Pacquiao bukan yang terhebat, namun Pacquiao akan meninggalkan warisan besar di dunia tinju untuk generasi selanjutnya.

Pacquiao masih berusia 12 tahun saat dirinya dan sang paman, Sardo Mejia duduk di depan televisi dan menonton duel Mike Tyson lawan James Douglas di Tokyo.

Semua yakin bahwa Tyson akan kembali dengan mudah membuat Douglas jadi nama baru dalam daftar korban keganasannya di atas ring. Namun yang kemudian terjadi adalah Douglas memberikan kekalahan perdana dalam karier Tyson.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal itu membuat perubahan besar dalam hidup saya. Saya tahu tanpa keraguan sedikit pun bahwa saya bakal jadi petinju."

"Saya semakin yakin bahwa seorang petinju underdog bisa bersaing, dan bahkan tak jarang keluar sebagai pemenang," kata Pacquiao.

Pacquiao bukan petinju pertama yang berlatar belakang kemiskinan masa kecil. Namun Pacquiao datang dari timur jauh kiblat tinju. Pacquiao ada di Filipina dan berjarak ribuan kilometer dari Amerika Serikat.

Dan Pacquiao harus menaiki anak tangga menuju kesuksesan satu per satu. Ia berhasil jadi juara dunia kelas terbang pada usia 20 tahun, namun baru berhasil mendapat kesempatan berlaga di Amerika Serikat tiga tahun kemudian.

Di Amerika Serikat, namanya pun tak langsung tenar dan mendapat pengakuan. Maklum, juara dunia kelas bawah seperti kelas terbang dan kelas bantam tidaklah terlalu dianggap bergengsi.

Perlahan, satu persatu nama yang lebih dulu tenar ditaklukkan Pacquiao. Mulai dari Marc Antonio Barrera, Erik Morales, hingga Juan Manuel Marquez.

Pacquiao pun terus naik kelas dan mulai dikenal sebagai salah satu petinju pound for pound yang cukup disegani.

Pacquiao yang memulai karier di kelas terbang bisa jadi juara dunia di kelas welter super. Itu berarti Pacquiao pernah menjalani duel dalam rentang 20 kilogram sepanjang kariernya.

Setelah nama-nama seperti Oscar De La Hoya, Ricky Hatton, Miguel Cotto, Antonio Margarito, hingga Shane Mosley tumbang di tangan Pacquiao secara beruntun, nama Pacman pun semakin meroket.

Pacman pun dianggap sebagai petinju terbaik di kategori pound for pound. Hanya ada satu nama yang membuat status tersebut masih mengganjal, yaitu sosok Floyd Mayweather Jr. yang belum terkalahkan sepanjang kariernya.

Sejak tahun 2010 permintaan duel Pacquiao vs Mayweather Jr. sudah terdengar namun Mayweather Jr. terus mencari-cari alasan untuk menghindari pertarungan itu, mulai dari permintaan tes darah hingga pembagian jumlah bayaran.

Pada akhirnya duel Pacquiao lawan Mayweather Jr. terlaksana di tahun 2015. Meskipun memecahkan rekor jumlah bayaran, namun kondisi Pacquiao di laga itu tak lagi seperti beberapa tahun sebelumnya. Mayweather Jr. sukses memainkan taktiknya dan mempertahankan status tak terkalahkan miliknya.

Pacman memang gagal mengklaim dirinya sebagai petinju pound for pound terbaik yang pernah ada, namun karier Pacquiao tetap merupakan tinta emas di dunia tinju.

Bila kemenangan Douglas atas Tyson bisa menginspirasi Pacquiao mendobrak dunia tinju, maka bisa saja perjalanan karier Pacquiao jadi satu hal yang dibicarakan sebagai latar belakang inspirasi banyak petinju hebat di dekade mendatang. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER