Bryant Si Buzzer Beater Akhirnya Kalah dengan Waktu

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 10:47 WIB
Kobe Bryant sering kali mengalahkan waktu dan menghindarkan Lakers dari kekalahan. Kini tiba saatnya Bryant menyerah dengan waktu dan undur diri.
Kobe Bryant meninggalkan tinta emas dalam perjalanan karier di NBA. (Lisa Blumenfeld/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- 4 Desember 2009. Los Angeles Lakers tertinggal 105-107 dari sang tamu Miami Heat dalam laga babak reguler NBA. Waktu tersisa 3,2 detik dan Lakers mendapat kesempatan lemparan ke dalam.

Ron Artest bersiap melempar bola. Seluruh pendukung Lakers dan juga Heat sudah tahu kemana bola itu akan diarahkan. Ya, ke pemain Lakers bernomor punggung 24 bernama Kobe Bryant.

Heat jelas tak ingin kemenangan yang sudah ada di depan mata tersebut sirna. Dua pemain Heat, Dwyane Wade dan Udonis Haslem menjaga Bryant.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan sedikit gerak tipu, Bryant akhirnya mendapat bola dan melakukan dribble ke arah luar. Melihat hal itu, Haslem pun memutuskan untuk kembali ke dalam perimeter.

Kini tinggal Bryant dan Wade berhadapan dengan waktu hanya ada dua detik di tangan Bryant. Bryant lantas memutuskan untuk melakukan lemparan tiga angka. Keseimbangannya tak terlalu bagus dan Bryant terlihat agak memaksa untuk melempar.

Bel tanda pertandingan berbunyi ketika bola masih bergulir di udara.Sekejap kemudian Staples Center bersorak karena bola masuk ke dalam ring. Bryant bersorak gembira dan dihampiri oleh seluruh pemain Lakers. Lakers menang 108-107 di akhir pertandingan.

Momen buzzer beater (memasukkan bola sesaat sebelum waktu pertandingan habis) di Desember 2009 itu merupakan momen awal dari kehebatan Bryant di musim 2008/2009. Di musim tersebut, Bryant tercatat enam kali mencetak tembakan penentu dan buzzer beater. Lakers berhasil jadi juara NBA musim itu dan musim 2009/2010 jadi salah satu musim terbaik dalam karier Bryant.

Bryant sudah identik dengan tembakan kemenangan atau buzzer beater sejak awal kariernya. Ketika Lakers butuh tembakan penentu kemenangan, maka mereka tahu kemana bola mesti diarahkan di detik-detik akhir pertandingan.

Untuk bisa memiliki kemampuan sebagai buzzer beater, seorang pemain tak hanya harus memiliki teknik tingkat tinggi. Mereka juga harus memiliki mental tangguh, rasa percaya diri, dan ketenangan. Hal itu dimiliki Bryant dan karena itulah 'Si Ular Mamba Hitam' berkali-kali mampu melakukannya.

Saat Bryant melepaskan bola dari tangannya di detik akhir, waktu seolah berhenti. Pendukung Lakers dan suporter lawan sama-sama menahan napas.

Bel tanda pertandingan berakhir berbunyi ketika bola masih di udara. Bola yang bergulir itu sanggup membuat suasana di arena dalam kondisi hening untuk kemudian berganti kegaduhan yang semarak sedetik ketika bola dipastikan masuk ke ring.

Bryant sudah berkali-kali mengalahkan waktu dan menghindarkan Lakers dari kekalahan. Setidaknya Bryant telah mencatat 36 kali tembakan penentu dan buzzer beater dalam kariernya. Catatan ini tentu jadi pembuktian tambahan dalam daftar bukti kehebatan Bryant.

Namun kelihaian Bryant mengalahkan waktu dan menghindarkan Lakers dari kekalahan akhirnya menemui ujungnya. Bryant pun pada akhirnya kalah dengan waktu dan memutuskan untuk mengakhiri kariernya di dunia basket. Suatu kekalahan lazim yang juga dialami oleh seluruh legenda olahraga dunia.

Bryant pada Agustus nanti genap berusia 38 tahun. Dalam 20 tahun kariernya di NBA, Bryant telah menorehkan namanya dengan tinta emas.

Bryant telah mengoleksi lima gelar juara NBA, satu MVP NBA, dua MVP Final, 18 kali masuk NBA All Star, dan 11 kali masuk All NBA First Team.

Bryant memang pada akhirnya harus menyerah dengan waktu, namun ia sukses memenangkan banyak hati penggemar basket dunia lewat aksi-aksi di lapangan selama 20 tahun kariernya. (ptr)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER