Jakarta, CNN Indonesia -- Di usia 20 tahun, penyerang muda Liverpool Divock Origi semakin membuktikan kemampuannya memimpin lini serang The Reds di bawah manajer Juergen Klopp.
Ketika kompatriotnya dari Belgia yaitu Christian Benteke semakin tenggelam dan diprediksi akan kehilangan tempat di klub Inggris tersebut, Origi justru menjadi penyelamat Liverpool di Liga Eropa.
Dalam dua pertandingan melawan Borussia Dortmund di fase perempat final, Origi selalu mencetak gol. Ia juga dua kali membobol gawang lawan dalam pertandingan melawan Stoke City pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dicatatkan
Squawka, dalam tiga laga terakhirnya untuk Liverpool, Origi menyarangkan enam tembakan tepat sasaran dan 50 persennya, atau tiga tembakan, berbuah menjadi gol.
Sepanjang musim ini, Origi telah mencetak total sembilan gol dari 35 kali bermain, 18 di antaranya sebagai pemain inti. Rekor ini lebih baik ketimbang Benteke yang menyarangkan sembilan gol dari 38 pertandingan dengan 18 kali sebagai pemain inti.
Angka-angka itu adalah hasil kesabaran Origi dalam memulai kariernya di Liga Inggris.
Dibeli Liverpool pada bursa transfer musim panas 2014, Origi musim lalu justru langsung dipinjamkan ke Lille, klub asalnya, ketimbang langsung bermain untuk Si Merah. Dalam wawancaranya dengan
The Guardian, pemain tim nasional Belgia itu mengungkapkan bahwa masa-masa itu adalah "tahun yang buruk bagi saya."
Bukan berarti ia kehilangan kepercayaan.
"Itu kasus yang khusus, tapi saya yakin hal itu membuat saya lebih kuat sebelum pindah ke sini," ucapnya.
Salah satu rahasia kesuksesan Origi di Liverpool adalah dengan menguatkan fisiknya untuk menjalani Liga Primer Inggris yang memang terkenal dimainkan dengan intensitas tinggi.
Ia menyadari bahwa di liga tersebut setiap timnya memiliki banyak pemain bertubuh besar, sehingga mau tak mau ia harus mengejar 'ketertinggalan' itu di paruh musim pertama.
Hasilnya langsung terlihat di paruh kedua ketika ia mendapatkan kepercayaan Klopp diturunkan sebagai pemain inti di laga-laga penting melawan Manchester United, Manchester City, Southampton, Leicester City dan kini Borussia Dortmund.
Selain itu, Origi juga mengungkapkan sosok Klopp yang memberikan kepercayaan membuat dirinya semakin
pede dalam melakukan aksi di lini pertahanan lawan.
Ia lebih berani lagi mengambil risiko dengan menembak dari sudut-sudut sulit, seperti yang terlihat pada gol keduanya ketika Liverpool menundukkan Stoke City 4-1.
Kepercayaan yang sama juga ia rasakan ketika Liverpool sempat tertinggal 0-2 dari Dortmund di Stadion anfield.
"Sang manajer sangat tenang, Anda tidak akan melihat kepanikan, tidak ada rasa stres, ia percaya pada kami dan pada akhirnya itu membantu kami," kata Origi seperti dikutip dari
Liverpool Echo News."Ia memberi kami kepercayaan dan kami coba membalas hal itu. Di sepak bola tak ada rahasia, Anda harus bermain sepenuh hati dan memberikan segalanya."
Hanya ada beberapa laga tersisa hingga akhir musim pada 15 Mei nanti, dan Origi akan berharap performa baiknya ini akan terus bisa dipertahankan.
Selain untuk merebut gelar juara Piala Eropa, merebut satu tempat Benteke di timnas Belgia pun tampaknya bukan hal yang mustahil untuk dibayangkan.
(vws)