Rio Haryanto Dinanti 'Tikungan Siput' di China

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2016 15:24 WIB
Rio Haryanto harus memaksimalkan downforce di tikungan tajam jika ingin mendapatkan hasil bagus di GP China pada akhir pekan ini.
Rio Haryanto akan menjajal GP China pada akhir pekan ini. (Dok. Manor Grand Prix Racing Ltd)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menghadapi cuaca tak menentu Melbourne dan juga angin gurun di GP Bahrain, pebalap muda Indonesia Rio Haryanto kini akan mendapatkan tantangan lainnya ketika ia menjajal GP China pada akhir pekan ini, yaitu tikungan 'siput'.

Tikungan ini dinamai siput karena bentuknya yang meyerupai siput dan juga memaksa para pebalap melaju dengan sangat lambat. Ada dua bagian dari Sirkuit Shanghai Internasional ini yang menjadi tikungan siput, yaitu pada tikungan 1-4 dan juga 11-13 (lihat gambar di bawah).

Kedua bagian sirkuit ini disambungkan oleh lintasan lurus sepanjang 1,4 kilo meter, yang menjadi trek lurus terpanjang di Formula 1. Para pebalap bisa memacu kendaraannya hingga 320 kilo meter per jam sebelum menginjak rem dalam-dalam di tikungan tajam (no. 14).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peta Sirkuit Shanghai Internasional (Dok. Wikimedia/Will Pittenger)


Pebalap akan memerlukan downforce yang sangat baik untuk mengatasi perbedaan kecepatan secara ekstrem tersebut.

Karakteristik seperti ini adalah khas sirkuit yang dirancang oleh Hermann Tilke, yaitu trek-trek lurus yang diakhiri dengan tikungan tajam.

Pebalap Haas Racing F1 yang tampil mengejutkan di dua balapan pertama, Roman Grosjean, mengatakan bahwa sirkuit Shanghai ini akan memberikan tantangan berbeda dari Bahrain, dua pekan lalu.

"Ini trek yang menyenangkan. Tikungan pertamanya mungkin jadi tikungan yang paling dikenal, merupakan tikungan panjang yang dikendalikan tangan kanan," kata Grosjean seperti dikutip dari Motorsport.

"Sirkuit ini akan menjadi beban berat bagi ban depan. Ada juga trek lures yang panjang dengan pengeraman dalam di ujungnya. Ini akan menjadi ujian yang sangat bagus bagi kami, untuk melihat apakah kami bisa sebaik ketika tampil di Bahrain."

Di balapan Timur Tengah lalu, Grosjean menduduki posisi keenam.

Ketika didirikan pada awal dekade 2000-an, Sirkuit Shanghai sendiri menjadi sirkuit dengan biaya pembangunan paling mahal yaitu mencapai US$459 juta. Bentuknya menyerupai karakter huruf China "Shang" yang berarti ketinggian.

Tanah sirkuit semula adalah rawa-rawa yang kemudian direklamasi sebelum sirkuit dibangun. Meski demikian, keseluruhan proses pengerjaannya hanya membutuhkan waktu 18 bulan dengan dibantu 3000 insinyur.

Pebalap Brasil Ruben Barichello menjadi pemenang pertama GP China pada 2004 silam.  

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER