Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pemain tim nasional Liberia, George Weah, menyatakan kesiapannya untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Weah sebelumnya pernah menjadi kandidat presiden pada pemilihan umum 2005, namun kalah dari presiden petahana saat ini, Ellen Johnson Sirleaf.
Sirleaf telah menjabat selama dua periode sehingga tak boleh lagi mencalonkan diri. Masa kepemimpinannya akan berakhir pada 2017.
Setelah gantung sepatu pada 2003, Weah memang sering terlibat dalam aktivitas politik. Dengan kepopulerannya sebagai salah satu pemain Afrika terbaik sepanjang masa, Weah punya cukup kekuatan untuk menarik perhatian massa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria 49 tahun ini mengumumkan pencalonan dirinya di hadapan para pendukungnya, pada Kamis (28/4). Sebelum ia naik ke atas panggung, diperdengarkan lagu kebangsaan Liberia. Weah juga mengheningkan cipta sejenak untuk mengingat ribuan orang yang meninggal karena Ebola.
"Kami berkumpul hari ini demi masa depan negara dan masyarakat kami," kata Weah yang pernah menjadi Pemain Terbaik FIFA 1995, seperti dikutip dari
BBC.
"Pada 10 tahun terakhir, masyarakat Liberia terus hidup dalam kemiskinan, sistem pendidikan yang kacau, sistem jaminan kesehatan yang seperti bencana, dan juga ketiadaan listrik dan pasokan air."
"Seperti kalian semua, saya juga adalah korban kemiskinan. Ada kalanya saya tidak memiliki biaya untuk sekolah."
Mantan legenda AC Milan itu masih menjadi satu-satunya pesepak bola Benua Hitam yang meraih gelar pemain terbaik dunia dari FIFA dan piala pesepak bola terbaik di Eropa, Ballon d'Or.
Weah mendapatkan gelar pemain terbaik dunia itu saat dia baru membela AC Milan pada 1995. Pada perebutan piala Ballon d'Or, Weah mengalahkan bintang Bayern Munich Jurgen Klinsman dan penyerang Ajax Amsterdam Jari Litmanen di posisi kedua dan ketiga.
Weah membela Milan selama lima musim, sampai usia 34. Ia bermain 147 kali, mencetak 58 gol, dan menjadi pemain kunci saat Milan merebut scudetto pada 1995/96 (bersama Capello) dan 1998/99 (bersama pelatih Alberto Zaccheroni).
Sebelumnya, Weah turut membantu Paris Saint Germain mencapai semifinal Liga Champion Eropa. Walaupun gagal mencapai final, Weah menjadi pencetak gol terbanyak turnamen itu dengan torehan tujuh gol.
Setelah mengakhiri karirnya sebagai pesepak bola, Weah terjun ke politik. Pada 11 Oktober 2005, Weah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden Liberia dengan sokongan Partai Perubahan Demokrasi.
Pada 2011, Weah juga kembali mencalonkan diri, namun sebagai wakil presiden pasangan Winston Tubman. Ia kemudian kembali kalah dari Sirleaf.
Dalam berkampanye, Weah kerap menggunakan isu pendidikan.
(vws)