Jakarta, CNN Indonesia -- Ada yang aneh dalam skuat Manchester United pada akhir pekan lalu (23/4). Dalam laga semifinal Piala FA melawan Everton, Manajer ManUtd mematok Wayne Rooney sebagai gelandang serang.
Walhasil, Rooney lebih sering berada di belakang dua penyerang Marcus Rashford dan Anthony Martial. Tak senangkah Rooney? Ternyata tidak. Penyerang berusia 30 tahun itu pun mulai menebarkan ancamannya sebagai calon legenda gelandang serang.
Namun, ketika ingatan mengilas balik peristiwa pada musim 2011/12 silam, Rooney pernah mengungkapkan ketidaksukaannya bermain di tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada musim itu untuk pertama kali pria yang pernah disandingkan kehebatannya dengan penyerang legendaris Brasil, Ronaldo, itu merasakan bermain lebih ke tengah.
Manajer ManUtd kala itu Sir Alex Ferguson memang tengah kelimpungan karena krisis barisan tengah. Ia pun memilih menurunkan Rooney lebih dalam karena terpukau dengan akurasi umpannya.
ManUtd memang menjadi juara Liga Inggris kala itu, namun setelah Ferguson pensiun pada akhir 2012/13, Rooney berkata, “Semua [orang] di United tahu di mana saya ingin bermain. Itu sebabnya saya kecewa diperintahkan bermain di tengah, saya tidak mau.”
Kali ini, Rooney menerima perintah Van Gaal untuk bermain di tengah. Bahkan, ayah dari tiga anak itu mengaku sudah belajar cara bermain di tengah seperti legenda Manchester United, Paul Scholes.
Scholes dikenal karena kepiawaiannya bermain sebagai gelandang serang, serta tembakan dari luar kotak penaltinya.
Mantan bek Manchester United di era 1990an, Danny Higginbootham memuji plot menempatkan Rooney sebagai gelandang.
“Jika ada satu korban kemudian, dia adalah Juan Mata. Mata tidak bisa menjadi bagian dari empat gelandang (sejajar) karena dia tidak bisa bermain melebar, tetapi selalu ingin datang merapat untuk bola,” tulis Higginbotham dalam kolomnya di surat kabar
Independent, seperti dikutip dari
Express, Minggu (1/5).
Di mata Higginbotham, Mata lebih cocok dalam formula strategi 4-2-3-1 dibandingkan 4-4-2 ataupun 4-3-3.
“Itu berarti dia akan memberi ruang bagi Rooney. Itu bisa berarti akhir dari kariernya di United,” tulis pria yang menimba ilmu di akademi Manchester United 1994-1997 tersebut.
Pada laga terakhir melawan Everton, dalam perannya sebagai gelandang, Rooney berhasil melepas empat tembakan dan dua operan kunci. Dan, bisa saja perannya itu akan mampu mendobrak gawang Leicester yang dikawal putra dari penjaga gawang legendaris Manchester United Peter Schmeichel, Kasper.
Ternyata, peluang peran Rooney sebagai ‘Scholes’ baru bukan saja terjadi di ManUtd. Peran itu bisa pula ia mainkan di timnas Inggris.Maklum saja, sepanjang musim ini penyerang-penyerang Inggris banyak yang menunjukkan statistik mengilap.
Tentu saja yang paling mengilap adalah Jamie Vardy (Leicester City) dan Harry Kane (Tottenham Hotspur). Selain itu ada pula nama Daniel Sturridge (Liverpool), dan Andy Carroll (West Ham United).
Mampukah Rooney jadi
The Next Scholes di Manchester United dan Timnas Inggris?
(kid)