Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan kembali menggodok rencana untuk jadi tuan rumah MotoGP edisi 2017, 2018, dan 2019. Namun tak ada lagi ide untuk menjadikan Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) sebagai arena perlombaan.
Ide Kawasan GBK sebagai arena perlombaan sempat mencuat saat adanya sejumlah kendala bila Sirkuit Sentul hendak dijadikan arena perlombaan MotoGP.
Namun dalam rapat di Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (3/5), akhirnya ide Kawasan GBK untuk arena perlombaan benar-benar dicabut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seandainya di GBK, resiko keamanannya dan resistensi publik terlalu tinggi, sehingga akan menimbulkan kegaduhan yang luar biasa."
"Namun sejatinya kalau pemerintah Indonesia bisa mengatasinya, itu akan menjadi balapan jalanan yang akan sangat menarik karena belum pernah terjadi di belahan dunia manapun," tutur Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S. Dewabroto.
Dalam rapat itu pun disebutkan bahwa Sirkuit Sentul kini kembali jadi sirkuit yang bakal diajukan sebagai arena perlombaan, namun dengan syarat tak ada beban APBN berlebihan terhadap pemilihan tersebut.
Nantinya, APBN hanya akan digunakan untuk membayar commitment fee sebesar 7 juta euro (2017), 8 juta euro (2018), dan 8,4 juta euro (2019). Terkait hal ini, Menpora tengah mempertimbangkan untuk perlu adanya Keppres karena ada dana APBD yang terpakai.
Poin penting lainnya dalam rapat itu adalah perlunya Kemenpora untuk kembali memanggil pihak manajemen sirkuit Sentul demi menanyakan kesanggupan mereka untuk penyelenggaraan MotoGP.
Sebelumnya, manajemen sirkuit Sentul telah menyatakan bahwa mereka sanggup melakukan renovasi sirkuit Sentul tanpa bantuan dari dana APBN.
Penggunaan Keputusan Presiden (Keppres) dinilai juga tak diperlukan bila Manajemen Sirkuit Sentul bisa melakukan pembiayaan, bukan hanya pada renovasi sirkuit, tetapi juga pembayaran commitment fee.
(ptr)