Jakarta, CNN Indonesia -- Paulo Dybala tak menyangka memulai debut luar biasa bersama Juventus. Pemain asal Argentina itu mengemas 23 gol musim ini dan merupakan pencapaian luar biasa sebagai penyerang muda.
Dybala kini tengah menjemput takdirnya sebagai pesepak bola terkenal yang pernah ia cita-citakan semasa kecilnya dulu.
Pemain yang kini berusia 22 tahun itu masih mengingat kisahnya ketika kecil dulu. Ia menyebut pernah ditertawakan teman-temannya ketika bercita-cita menjadi pesepak bola terkenal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maklum, saat itu tak ada satu pun teman-teman sepermainannya yang percaya dengan cita-cita Dybala. “Suatu waktu, saya dan teman-teman berkumpul dan membuat api unggun. Kemudian masing-masing dari kami menyampaikan apa cita-cita kami ketika dewasa nanti,” tutur Dybala kepada
El Pais, mengenang masa-masa kecilnya.
“Saya katakan, saya ingin menjadi pesepak bola hebat di dunia. Sontak, semua malah tertawa. Tapi (cita-cita) itu tetap ada di kepala saya.”
Dybala pun mengungkapkan kesenangannya ketika melihat aksi-aksi pemain idolanya di lapangan dari layar kaca. “Dulu saya bercita-cita ingin menjadi seperti (Roman) Riquelme, juga Ronaldinho. Saya sering kali melihat permainannya,” tuturnya.
Sebagai anak bungsu, Dybala pun kerap merengek kepada orangtuanua untuk dimintakan fasilitas seperti sepatu bola dan bola sepak. “Saya sangat egois sebagai anak-anak. Saya merupakan anak termuda dan menginginkan semuanya,” ucap pemain yang mengaku kagum dengan sosok kepemimpinan Gianluigi Buffon di Juventus.
Kepribadiannya yang egois pun berubah 180 derajat ketika ia mulai menekuni jejak kariernya di lapangan hijau. “Saat jadi pemain, saya belajar bahwa sangat penting untuk membagi sesuatu baik di dalam mapun di luar lapangan,” ungkapnya.
“Saya juga senang bercanda dengan teman-teman di dekat saya. Mereka bilang, saya punya wajah seperti bayi, tapi saya rasa saya seperti pria 30 tahun,” tutur Dybala, berseloroh.
“Saya selalu diajarkan sejak masih kecil bahwa sikap rendah hati sangat penting dan jangan pernah berpikir bahwa Anda bisa lebih hebat dari orang lain. Mentalitas seperti itu yang bisa membawa saya kesini (Juventus).”
(bac)