Jakarta, CNN Indonesia -- Di era 1990, sulit rasanya mencari penggemar sepak bola yang tak mengenal hingar bingar kompetisi sepak bola Italia, Serie A, yang begitu terkenal pada saat itu.
Namun, perlahan-lahan pamor Serie A mulai tersusul dan kemudian tertinggal dari Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol, hingga Bundesliga Jerman.
Para pemain bintang yang rutin menghiasi klub-klub Italia juga perlahan-lahan semakin sedikit lantaran mereka memilih untuk merumput di Inggris atau Spanyol, yang kini menawarkan iklim kompetisi lebih ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dalam perbincangannya dengan
CNNIndonesia.com, duta besar Italia untuk Indonesia, Vittorio Sandalli, merasa semua itu merupakan bagian dari dinamika olahraga.
“(Menurunnya pamor Italia) merupakan hal yang normal di dunia olahraga. Tapi pada kenyataannya Italia tetap mampu berprestasi dan merupakan negara kedua yang paling sering menjuarai Piala Dunia,” ujar Sandalli.
“Jadi saya pikir ini semua merupakan bagian dari dinamika olahraga.”
Pamor sepak bola Italia yang kian menurun juga sempat diperparah akibat bangkrutnya Parma, klub dengan sejarah panjang di Eropa.
Hal itu membuat muncul anggapan sepak bola Italia tak lagi menarik minat investor, satu pandangan yang langsung ditampik oleh Sandalli.
“Saya pikir minat terhadap olahraga di Italia tak hanya terfokus di dunia sepak bola saja. Kami juga terlibat aktif di banyak olarahga lain,” ujar pria kelahiran Roma itu menambahkan.
“Jadi pada kenyataannya banyak sumber-sumber keuangan yang tersalurkan ke olahraga lainnya dan tak terfokus pada sepak bola saja.”
(bac)