Jakarta, CNN Indonesia -- Fachri Husaini memutuskan untuk menolak ditunjuk sebagai pelatih timnas U-19 oleh PSSI. Kepastiannya itu disampaikan melalui surat yang dikirimkan mantan pemain timnas itu kepada Wakil Ketua Umum PSSI, Erwin Dwi Budiawan dan Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Selasa (24/5) lalu.
Ada dua alasan utama yang disampaikan Fakhri dalam surat tersebut, yakni pertimbangan pekerjaannya dan keluarga.
Fachri sendiri mengaku gerah dengan situasi tak kondusif yang terjadi di induk sepak bola Tanah Air belakangan ini. Fakhri memang yang paling kecewa berat ketika timnas U-17 dan U-19 yang sudah dipersiapkannya dengan susah payah, gagal tampil lantaran PSSI dibekukan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, menurutnya, tak mudah baginya mendapat dispensasi dari PT Pupuk Kaltim Bontang, tempatnya bekerja sebagai
superintendent. "Anda tidak tahu
kan kalau saya ternyata ada masalah di perusahaan saat melatih timnas U-19?" ketus Fachri saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
Ia membeberkan, saat itu perusahaan tak bisa lagi memberikan izin setelah PSSI dibekukan oleh pemerintah. "Sebenarnya perusahaan saya awalnya mendukung karena memang ini (melatih timnas) untuk tugas negara. Tapi kenyataannya, yang membekukan PSSI itu negara juga. Saya bisa apa?" tutur mantan pemain yang menyudahi kariernya di PKT Bontang itu.
"Sekarang, saya tak mau mengorbankan pekerjaan saya hanya dengan melatih timnas, sedangkan kondisi sepak bola kita masih ricuh hingga sekarang."
PSSI memang sudah lepas dari sanksi pembekuan Kemenpora RI dan FIFA. Timnas Indonesia di setiap jenjang usia juga akhirnya bisa tampil di turnamen internasional resmi di bawah FIFA.
Kendati demikian, Fachri tetap cemas kejadian berulang lagi, ricuh di federasi yang kembali mengorbankan timnas. "Sekarang kita lihat saja, setelah konflik dengan pemerintah, kini di tubuh PSSI sendiri mulai konflik," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah besar anggota dan pemilik suara PSSI memang menuntut Kongres Luar Biasa (KLB). Tujuannya untuk melengserkan La Nyalla Mattalitti, yang sebelumnya dibela habis-habisan sebagai Ketua Umum PSSI.
"Sudah cukup bagi saya, sampai situasinya benar-benar kondusif dan tak ada lagi konflik seperti ini yang sangat melelahkan semua orang," tukas Fachri.
Ia juga mempertanyakan keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang dianggapnya tak etis dalam menunjuk dirinya untuk melatih timnas U-19. "Saya ditunjuk jadi pelatih timnas tanpa ada komunikasi terlebih dahulu dengan saya," kata Fachri.
"Tiba-tiba diumumkan saja kepada media, tanpa ada pemberitahuan kepada saya. Apa cara ini etis?"
(bac)