Jakarta, CNN Indonesia -- Penyerang Atletico Madrid, Antoine Griezmann, menjadi salah satu figur penting timnya musim ini lewat gol demi gol yang disarangkannya. Sayangnya, akhir musim 2015/16 menjadi antiklimaks bagi Antoine Griezmann usai kegagalan membawa Atletico Madrid sebagai juara Liga Champions.
Rojiblancos tumbang dalam drama adu penalti, 3-5, setelah pertandingan berakhir 1-1 selama 120 menit di Stadion San Siro, Minggu (29/5) dini hari WIB. Duka Griezmann semakin bertambah lantaran ia bisa saja menjadi pahlawan untuk Atletico.
Pasalnya pada menit ke-48, Atletico yang tertinggal 0-1 lewat gol cepat Sergio Ramos di menit ke-15 seharusnya bisa mencetak gol lewat titik putih, andai Griezmann tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepakan keras Griezmann dari titik penalti mampu mengelabui Keylor Navas. Namun, tendangannya hanya membentur mistar gawang Madrid sebelum kembali memantul ke dalam lapangan dan diamankan lini pertahanan Los Blancos.
Tak pelak, Griezmann menjadi pemain pertama dalam sejarah final Liga Champions yang sepakan penaltinya gagal bukan karena andil penjaga gawang.
Sebelumnya, empat penendang penalti yang gagal menunaikan tugasnya di final Liga Champions adalah Enrique Mateos di Real Madrid pada 1959, Mahmet Scholl (Bayern Munich, 2001), Xabi Alonso (Liverpool, 2005), dan Arjen Robben (Munich, 2012).
Namun berbeda dengan Griezmann, keempat penendang itu gagal menunaikan tugasnya karena sepakan penalti mereka dihalau penjaga gawang tim lawan.
Mimpi buruk di menit ke-48 itu sendiri menjadi episode kebalikan dari rentetan penampilan gemilang Griezmann pada musim ini.
Pasalnya, pemain berusia 25 tahun itu sebenarnya merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan Atletico menembus partai final Liga Champions.
Griezmann secara beruntun merupakan pahlawan Atletico ketika membawa klub La Liga itu melewati babak perempat final dan semifinal dari adangan Barcelona dan Bayern Munich.
Di babak perempat final menghadapi Barcelona, Atletico yang tumbang 1-2 di leg pertama berhasil lolos ke babak selanjutnya. Itu berkat dua gol Griezmann di leg kedua tak mampu dibalas raksasa Katalonia itu.
Aksi Griezmann kembali berulang ketika satu golnya di leg kedua semifinal melawan Munich, berhasil memastikan satu tiket di final. Pasalnya, Atletico unggul gol tandang atas jawara Jerman tersebut.
Namun, meski sempat menebus kegagalannya dengan menjadi eksekutor pertama Atletico yang sukses dalam drama adu penalti, Griezmann harus gigit jari. Ia harus menyaksikan rekannya, Juanfran, gagal menjebol gawang Navas, yang disusul dengan gol kemenangan Madrid oleh Cristiano Ronaldo.
Hasilnya, akhir musim bomber yang telah mencetak 32 gol dari 54 laga bersama Atletico musim itu berakhir dengan kekecewaan di hadapan publik San Siro.
(bac)