'Terpenting IBL Tetap Bisa Berlangsung'

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2016 11:34 WIB
CLS Knights Surabaya juara IBL musim ini dengan mengalahkan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta 2-1 di Britama Arena.
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan operator baru IBL ke depannya. (CNNIndonesia.com/M Arby Rahmat Putratama H)
Jakarta, CNN Indonesia -- Usai sudah gelaran Liga Basket Indonesia (IBL) 2015/16 yang dikelola oleh operator baru, Sporting Five. CLS Knights Surabaya menjadi juara dalam ajang perdana tersebut setelah menumbangkan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta 2-1 di Britama Arena.

Sebagai penerus Liga Basket Nasional (NBL) yang sebelumnya sukses diselenggarakan PT DBL Indonesia selama bertahun-tahun, Sporting Five dapat dikatakan cukup sukses dalam menyelenggarakan kompetisi bol basket nasional.

Namun, ada beberapa catatan agar IBL dapat diadakan lebih baik di masa mendatang. Respons masyarakat tentunya beragam. Mereka sadar bahwa kesuksesan NBL dan IBL tidaklah sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak ingin membandingkan antara penyelenggara yang sekarang dan yang dulu, pasti ada plus dan minusnya. Tapi yang pasti adalah kontinuitas bahwa liga ini tetap ada," kata Djoni Permanto kepada CNNIndonesia.com.

Udjo, sapaan akrab selebritas personel Project Pop itu menilai IBL berjalan lancar dan diselenggarakan dengan baik. Yang terpenting bagi penggila Basket ini adalah pertandingan yang ada tetap seru walau digawangi operator yang berbeda.

"Teman-teman penyelenggara yang dulu sudah memiliki pengalaman selama lima tahun. Jadi mereka sudah tahu banget harus bagaimana, kemudian sponsorship juga jelas," tutur Udjo.

"Tahun ini kita bisa lihat sendiri temen-temen dari sporting five berusaha keras, paling tidak dari segi jadwal pertandingan mereka sudah oke."

Tapi dari segi penyelenggaraan dan isi, diakuinya, belum seapik yang sebelumnya karena menurutnya ini tahun pertama Sporting Five selaku penyelenggara. "Kami coba lagi nanti di tahun kedua, ketiga, mudah-mudahan jauh lebih banyak lagi sponsor yang bisa masuk," tutur musisi berusia 44 tahun itu.

"Sehingga apa yang kami harapkan sebagai penonton bisa banyak hal yang dilihat."

Penonton Kurang Ramai

Lebih lanjut, Udjo juga memuji kelancaran tayangan live streaming untuk insan bola basket yang tak bisa menonton pertandingan secara langsung.

Akan tetapi, ia menyayangkan laga final digelar di Britama Arena. "Kalau dulu itu final memang diadakan ditempat yang kira-kira bakal ramai, kalau sekarang dipilih di sini (Britama Arena) itu kurang ramai," katanya.

Namun meski laga puncak musim ini dihadiri ribuan penonton, harus diakui bahwa jumlah tersebut belum cukup memadati sepenuhnya bangku penonton yang ada di Britama Arena. Berbeda dengan pada saat final NBL digelar di Yogyakarta pada musim 2013/2014.

"Kenapa dulu NBL pilih Yogya? Yogya itu tempat yang netral, dia tidak punya klub tapi penontonnya gila (olahraga basket) banget. Jadi itu sebenarnya satu faktor yang sebenarnya bisa ditiru. Cari tempat yang ramai banget penontonnya, ramai banget," ucap Udjo.

Udjo pun berharap agar mendatang induk olahraga bola basket, Perbasi, bisa lebih punya andil untuk mencari investor yang lebih baik lagi. Dengan demikian, eksistensi liga basket Indonesia tetap berjalan.

"Ini baru tingkat profesional, ini yang harus ada. Kami belum pikirkan yang liga pelajar dan liga mahasiswa. Ini yang sebenarnya masih jadi PR (pekerjaan rumah) operator Sporting Five," ucapnya.

Hanya Ramai di Final

Sementara itu bagi Inggrid salah seorang pendukung CLS Knights yang datang di final game kedua, mengapresiasi kinerja Sporting Five dalam menyelenggarakan acara tersebut.

"Kalau dulu jarang banget ditayangin, kalau ini dari Serie 1 ditayangin. Sponsornya keren. Mudah-mudahan ke depan promosinya lebih gencar lagi karena IBL musim ini ramainya pas sudah di final saja.

"Kalau laga di luar final masih kurang bergaung promosinya," ujar Inggrid.

Selain itu soal harga tiket laga puncak yang berkisar dari Rp 100.000 hingga Rp 2.000.000, dinilai tidak terlalu mahal untuk beberapa pengunjung lainnya. Sebagian berpikiran jumlah tersebut cukup masuk akal, sebagian lainnya menganggap harga itu terlalu mahal.

Aji yang merupakan pelajar dari Jakarta berharap agar mendatang harga tiket bisa lebih rendah lagi. "Penyelenggaraan kompetisi basket tahun ini lebih seru dibandingkan sebelumnya. Persaingannya sangat ketat," ucapnya.

"Evaluasi ke depan mungkin lebih dimurahin saja tiketnya, biar lebih merakyat untuk pelajar," tuturnya. (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER