Istora, Nama yang Hilang dan Suara Masa Depan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Sabtu, 04 Jun 2016 08:35 WIB
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, nama Hendra Setiawan dan Liliyana Natsir tak lagi bergema di Istora pada Jumat petang.
Nama-nama seperti Jonatan Christie akan lebih sering diteriakkan pada gelaran Indonesia di tahun-tahun mendatang. (CNNIndonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumat, 3 Juni 2016. Babak perempat final BCA Indonesia Terbuka 2016 digelar. Suara yang menggelegar di Istora Gelora Bung Karno di luar kelaziman. Tak ada nama Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Tontowi Ahmad, hingga Liliyana Natsir yang dikumandangkan.

Nama-nama itu tak jadi nama yang disuarakan lantaran mereka sudah tersisih sebelum babak perempat final. Sebuah kejutan yang luar biasa lantaran mereka adalah andalan untuk merebut titel juara di turnamen ini.

Tanpa adanya nama-nama yang familiar tersebut, publik Istora tetap bisa bersorak meriah. Ada nama Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Anggia Shitta, Ni Ketut Mahadewi, Rizki Amelia Pradipta, Tiara Rosalia, Alfian Eko Prasetya, hingga Annisa Saufika yang menggema di Istora.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama-nama pemain muda yang mungkin masih asing di telinga mulai familiar dilafalkan pendukung-pendukung Indonesia. Sepanjang siang hingga petang, nama-nama tersebut bergantian diucapkan dan diberi dukungan.

“Jojo bisa! Jojo pasti bisa!!”
“Jojo bisa! Jojo pasti bisa!!”

Itulah salah satu contoh yel-yel yang disuarakan publik Istora pada Jumat petang, tanpa lelah, dari awal hingga akhir pertandingan.

Hasil akhir di Jumat petang memang kurang menggembirakan. Jonatan, Anggia/Ni Ketut, Tiara/Rizki, dan Alfian/Annisa tumbang dengan cara yang menyakitkan. Mereka berpeluang menang sebelum akhirnya terjengkang. Menyisakan Ihsan berdiri sendiri di babak semifinal.

Hijau, minim jam terbang, dan kurang ketenangan. Hal-hal itulah yang melambung jadi sebab kegagalan para pemain muda menembus babak semifinal.

Kekalahan di perempat final kemarin memang menyesakkan, namun juga menjadi sebuah peringatan berharga.

“Kami mendapat pelajaran bahwa dalam situasi genting, fokus kami harus tetap dijaga dan harus tetap tampil tenang.” kata Tiara.

“Saya bermain bagus namun gagal melakukan penyelesaian akhir dengan baik,” tutur Jonatan.

Cepat atau lambat, nama-nama seperti Hendra dan Liliyana pasti akan menghilang dariIstora lantaran mereka bakal gantung raket dan meninggalkan gemerlap lapangan serta keriuhan arena.

Publik Istora harus menguatkan hati untuk tak lagi meneriakkan nama mereka. Pada tahun-tahun mendatang, suara-suara di dalam Istora bakal berganti menyerukan nama Jonatan, Ihsan, dan kawan-kawan seperti yang terjadi pada Jumat petang.

Berkaca pada hal itu, maka pemain muda Indonesia bertugas untuk bisa memastikan nama-nama mereka terus diteriakkan, bukan hanya hingga babak perempat final seperti tahun ini, melainkan hingga mereka berdiri di podium juara saat turnamen berakhir. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER