Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap veteran Italia Valentino Rossi berhasil menjadi juara di MotoGP Katalonia, Barcelona, Minggu (5/6).
Setelah balap, momen menghebohkan terjadi. Rossi untuk kali pertama berjabat tangan dengan pebalap asal Spanyol Marc Marquez. Jabat tangan dan perbincangan akrab itu seolah memupus perang dingin yang terlihat publik antara Rossi dan Marquez.
Konflik dua pebalap beda negara itu terjadi setelah insiden di GP Malaysia pada musim lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, setelah delapan seri grand prix sejak GP Malaysia tahun lalu, publik pun menilai Rossi dan Marquez sudah berbaikan kembali.
Namun, ternyata konflik Spanyol versus Italia di ajang MotoGP ini belum berakhir. Justru berganti tokoh.
Kini rekan satu tim Rossi di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, yang berasal dari Spanyol terlibat konflik dengan pebalap Ducati yang berasal dari Italia, Andrea Iannone.
Lorenzo terpaksa gagal finis di seri ketujuh MotoGP 2016 di sirkuit Katalonia karena ditabrak Iannone dari belakang putaran ke-17 dari 25 lap. Saat itu kedua pebalap tersebut sedang memperebutkan posisi kelima.
Di akhir balap, Lorenzo pun melontarkan pernyataan resmi yang meminta Race Direction memberikan hukuman berat terhadap Iannone, setidaknya sanksi balap.
Namun, Iannone hanya diberi hukuman untuk start dari posisi paling buncit di seri MotoGP berikutnya di Assen, Belanda, 26 Juni 2016.
Terkait insiden yang melibatkan Iannone dan Lorenzo, para pebalap Italia dan Spanyol lain menyampaikan pendapatnya.
Rossi mengaku dirinya menilai Iannone melakukan kesalahan, namun secara tak langsung pebalap Movistar Yamaha itu membela rekan satu negaranya tersebut.
"Saya pikir Iannone melakukan kesalahan dalam rem, dan Jorge bisa memperlambat motor [di tikungan] lebih baik," kata Rossi seperti dikutip dari
Crash.
"Setiap orang bisa membuat kesalahan, tetapi mungkin pada momen itu Iannone mencoba untuk terus dari sisi luar dibandingkan dalam."
Bagi pebalap berusia 37 tahun itu, ada momen ketika seorang pebalap menemukan momen tak bisa mengerem sehingga melanjutkan untuk mencari sisi lain agar menghindar dari tubrukan.
"Namun, sekali lagi, sangat mudah untuk mengatakannya saat duduk di sini. Di atas sepeda motor, lebih sulit, dan pastinya memalukan ketika seorang pebalap membuat kesalahan dan itu juga menarik yang lain."
Sementara itu pemimpin klasemen pebalap MotoGP, Marc Marquez, menyayangkan Iannone yang melakukan kesalahan berulang.
"Tentu saja ini bukan yang pertama. Kita tahu bahwa Iannone selalu mendorong sebanyak mungkin, tetapi terkadang ini terjadi dalam balap. Tahun lalu pada poin yang sama - baiklah berbeda [tikungan 10] - saya memiliki situasi yang sangat sama. Namun, saya mengambil sisi luar dan jatuh sendirian," tukas Marquez.
"Sulit untuk mengalkulasi pengereman dan juga arah Lorenzo, dia selalu bersiap banyak untuk keluar dair tikungan dan itu akan sulit untuk mengerti kapan anda bisa menyerang."
Rekan satu tim Marquez yang juga berasal dari Pedrosa setuju dengan pendapat pebalap berusia 23 tahun itu juga seharusnya bisa mengambil sisi luar agar tak jadi tabrakan.
"Dari yang saya lihat tak ada niat untuk menyebabkan tabrakan atau melewati, tetapi dia mengerem di jalur Lorenzo, sedikit gerakan dari roda depan dan ketika dia hilang kendali dia mengambil sisi dalam untuk beberapa alasan - kita tidak tahu - dan kemudian itu tak cukup untuk menghentikan motor."
Sementara itu Iannone membal diri mengenai insiden Katalonia tersebut. Pebalap yang posisinya di Ducati musim depan akan digeser Lorenzo itu mengatakan," Saya tidak bisa melakukan apapun untuk menghindarinya: Saya mengerem pad apoin yang sama di semua putaran sebelumnya tetapi dia [Lorenzo] sangat lambat pada momen itu."
"Dan sialnya saya menyinggung dia dan kami berdua terjatuh," kata Iannone.
Iannone menyatakan dirinya meminta maaf atas jatuhnya juga Lorenzo dalam insiden tersebut.
"Ini mungkin terlihat bahwa saya datang terlalu cepat dan saya ingin melewati dia tetapi bukan jalannya [membela diri] seperti itu dan kami harus mendapatkan konfirmasi dengan menganalisa data telemetri," tukas Iannone.
(kid)