Jakarta, CNN Indonesia -- Pelari asal Jamaika, Usai Bolt, mengakui bahwa kehilangan medali emas Olimpiade miliknya akan membuat dirinya sangat kecewa, namun ia takkan mempermasalahkan hal itu bila rekan setimnya, Nesta Varter, memang terbukti menggunakan doping.
Carter yang membantu tim Jamaika memenangkan Kejuaraan Dunia dan Olimpiade 4x100 meter, dilaporkan menggunakan obat terlarang
methylhexanamine. Baik Carter maupun agennya belum merespons hal tersebut dan kini menunggu hasil sampel B, atau sampel kedua yang diambil setelah seorang atlet positif doping.
Aksi Carter tersebut membuat Bolt dan tim estafet Jamaika terancam kehilangan medali emas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kariernya, Carter membantu tim Jamaika memenangkan medali emas di Olimpiade pada 2008 dan 2012, serta Kejuaraan Dunia pada 2011, 2013, dan 2015. Pada Olimpiade 2008, tim Jamaika juga memecahkan rekor dunia dengan berlari 37,10 detik.
Bolt menyayangkan pelanggaran yang dilakukan rekannya.
"Karena selama bertahun-tahun Anda berlatih keras untuk mengakumulasi medali emas dan bekerja keras untuk menjadi seorang juara. Namun inilah kehidupan."
"Bila pelanggaran itu sudah dipastikan terjadi, jika saya perlu mengembalikan medali emas saya, akan saya kembalikan. Tidak masalah bagi saya," kata Bolt seperti yang dikutip dari The Guardian (13/6).
Agensi Anti-Doping Dunia memasukkan methylhexanamine ke dalam jenis obat-obatan terlarang sejak 2004. Sanksi bagi yang menggunakannya adalah dinonaktifkan selama enam hingga setahun, dan kehilangan gelar.
"Saya tidak terlalu senang dengan situasi ini, tapi kita harus menghadapinya," ucap Bolt.
(vws)