Jakarta, CNN Indonesia -- Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir, tak mau ada banyak gangguan yang memengaruhi performanya saat tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, Agustus mendatang.
Bahkan, iming-iming bonus sebesar Rp5 miliar dari pemerintah pun tak digubrisnya. Yang tebersit dibenaknya hanya menampilkan permainan terbaik sejak awal bertanding.
Liliyana yakin, kerja keras yang dilakoninya selama beberapa bulan terakhir akan berbuah manis. Namun, ia tak mau terbebani target tinggi yang bisa mengganggu mentalnya di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita terlalu fokus untuk meraih juara nanti bisa jadi bumerang untuk diri sendiri," kata perempuan berusia 30 tahun yang akrab dipanggil Butet tersebut kepada CNNIndonesia.com di Pelatnas PBSI Cipayung, Rabu (29/6) siang.
Di Brasil, Butet akan kembali berpasangan dengan Tontowi Ahmad. Keduanya sudah menjadi pasangan sejak enam tahun silam.
Prestasi tertinggi pasangan ganda campuran ini adalah medali perak pada Olimpiade Beijing 2008 silam.
Sepanjang kariernya, Butet memang tak pernah terlempar dari peringkat pebulutangkis unggulan dunia. Posisinya terus berada di papan atas sejak memenangkan gelar Kejuaraan Asia World Grand Prix saat usianya masih menginjak 20 tahun.
Butet pun mengaku senang dan bangga dengan pencapaiannya sejauh ini. Sebab, tak banyak pebulutangkis yang bisa bertahan di top level dalam jangka waktu yang cukup panjang.
"Karena mengejar itu lebih gampang daripada mempertahankan. Jadi resepnya jangan cepat puas, kerja keras, terus merasa masih butuh dan haus akan gelar juara," tuturnya.
Berikutnya, Butet berharap dapat meraih mimpi yang nyaris tercapai, yakni mengalungkan medali emas di Olimpiade.
"Pastinya suatu kebanggaan yang luar biasa ya, pastinya setiap atlet bulutangkis akan mendambakan Olimpiade. Ibaratnya mendapat medali saja sudah membanggakan, bagaimana bila mendapat medali emas? Pasti sangat luar biasa, dan untuk bisa meraih itu butuh pengorbanan yang ekstra," tuturnya.
(jun)