Jakarta, CNN Indonesia -- Persija Jakarta harus legowo menerima serangkaian sanksi yang diputuskan Komisi Disiplin (Komdis) Indonesian Soccer Championship (ISC), Rabu (29/6).
Ini merupakan imbas kerusuhan yang terjadi antara Jakmania dan aparat kemanan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (24/6).
Dari tiga putusan yang ditetapkan, hukuman larangan menonton selama enam bulan bagi The Jakmania menjadi sanksi terberat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka tidak diperkenankan hadir di setiap laga Persija baik berstatus kandang maupun tandang.
Akan tetapi, status pertandingan tetap terbuka bagi penonton. Hanya saja, terlarang bagi Jakmania yang biasa mengenakan atribut dan menyanyikan yel-yel di tribune.
"Kita mengetahui bahwa fans bagian bahkan pemilik klub itu sendiri, namun kita ingin ada penegakan hukum yang positif bagi kita semua," kata CEO PT Gelora Trisula Semesta Joko Driyono, rabu (29/6).
Menurut Joko, PT GTS lantaran harus memisahkan suporter dengan klub untuk sementara waktu. Joko tahu bahwa memisahkan klub dengan fans adalah sebuah hukuman yang luar biasa.
"Kami berharap ini yang terakhir. Mudah-mudahan enam bulan ke depan akan kita petik hasilnya di masa-masa setelah sanksi selesai," ucapnya.
Selain larangan menonton kepada Jakmania, Komdis juga menetap menetapkan Persija kalah dengan skor 3-0 dari Sriwijaya meski pertandingan dihentikan pada menit ke-81 karena bentrok antara Jakmania dan kepolisian.
Tak hanya itu, Persija diwajibkan membayar denda sebesar Rp150 juta sebagai tanggung jawab atas kericuhan yang terjadi dan penggunaan cerawat dan bom asap.
"Denda kaitannya dengan pertandingan yang kemarin Rp 100juta, denda kerusuhan Rp 50juta. Jadi akumulasinya Rp 150juta. Persija ada hak untuk banding," ujar Joko.
(jun)