Jakarta, CNN Indonesia -- Kehilangan N'Golo Kante yang hijrah ke Chelsea dengan banderol 30 juta poundsterling dan hampir pasti kehilangan pria di balik aktivitas transfer Leicester City, Steve Walsh, yang merapat ke Everton. Claudio Ranieri masih tetap percaya diri.
Manajer asal Italia itu bahkan tetap yakin dirinya masih bisa tertawa saat memimpin Leicester City lantaran tekanan tak berada di pundaknya meskipun ia berstatus sebagai juara bertahan.
Menurut Ranieri, tekanan justru lebih mengarah pada pundak manajer-manajer top yang saat ini menghiasi klub-klub papan atas Liga Primer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liga Primer baru saja kedatangan tiga manajer top, Jose Mourinho ke Manchester United dan Pep Guardiola ke Manchester City. Chelsea juga mengambil langkah besar dengan mendatangkan mantan arsitek timnas Italia, Antonio Conte
"Mereka (duo Manchester) memiliki manajer baru, manajer yang fantastis. Antonio Conte juga fantastis. Jose? semua orang mengenalnya. Pep Guardiola juga manajer yang luar biasa."
"(Tapi) Saya yang saat ini tertawa karena pada akhirnya hanya akan ada satu pemenang dan beban itu tak berada di pundak saya, melainkan di mereka semua," ujar Ranieri seperti dilansir Independent.
Kehilangan Kante yang menjadi nyawa di lini tengah timnya dan juga kemungkinan kehilangan Walsh yang menjadi otak di balik aktivitas transfer tim bisa jadi bukan merupakan akhir dari rentetan kehilangan yang dialami oleh Leicester.
Pasalnya, Riyad Mahrez yang menjadi pemain terbaik pilihan pemain pada musim lalu tak kunjung memastikan komitmennya pada Leicester.
Meski disodorkan kontrak baru dengan gaji mencapai 100 ribu poundsterling per pekan, Mahrez masih menimbang-nimbang pilihannya untuk tetap bertahan di Leicester atau hengkang ke klub lain.
(ptr)