Jakarta, CNN Indonesia -- Silvio Berlusconi, presiden AC Milan yang baru saja menjual 99,93 persen saham klub pada konsorsium asal China, memasukkan klausul kontrak bahwa pemilik baru klub harus mengucurkan dana segar untuk memperkuat skuat.
Pada Jumat (5/8), Berlusconi menandatangani kontrak penjualan klub dengan valuasi senilai €740 juta, dengan €250 juta di antaranya diperkirakan untuk menanggung utang.
Konsorsium itu juga diwajbkan mengalirkan dana segar senilai €350 juta untuk tiga tahun ke depan, dengan €100 juta akan langsung digulirkan secepatnya setelah proses administrasi kesepakatan rampung pada akhir tahun nanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan di balik konsorsium asal China yang membeli AC Milan adalah perusahaan Manajemen Investasi Changxing, demikian dikabarkan
La Gazzetta dello Sport. Konsorsium itu dipimpin pengusaha bernama Li Yonghong dan disokong Haixa Capital, perusahaan modal milik pemerintah China.
Nilai tersebut membuat Changxing mendapatkan 99,93 persen saham klub, sementara 0,07 persen sisanya akan dipertahankan oleh keluarga Silvio Berlusconi -- presiden klub yang juga pemilik AC Milan.
Ini mengakhiri spekulasi soal penjualan Milan dalam satu bulan terakhir.
Semula, Milan sempat dikabarkan akan dibeli oleh konsorsium yang dimiliki Sonny Wu, pengusaha pengusaha China yang juga Direktur Umum perusahaan ekuitas privat GSR Capital.
Sementara itu, laporan
MilanNews.it menyatakan bahwa konsorsium yang resmi mendapatkan Milan dipimpin oleh pengusaha bernama Han Li -- salah seorang anggota konsorsium Sonny Wu sebelum konsorsium tersebut mengalami perpecahan internal.
Mengakhiri Kepemimpinan Tiga DekadeBerlusconi yang seorang penduduk asli kota Milan membeli kesebelasan yang dijuluki Rossoneri itu pada Februari 1986 melalui perusahaan media miliknya, Finnivest. Bukan hanya menyelamatkan Milan dari kebangkrutan, Berlusconi pun menanamkan uang untuk membawa Milan pada era kejayaannya.
Di bawah kepemimpinan Berlusconi, AC Milan menjadi raja Eropa dengan mengumpulkan lima gelar Liga Champions pada periode 1988-2007. Ini belum menghitung delapan gelar Liga Italia pada periode yang sama.
Kemerosotan Liga Italia dalam satu dekade terakhir turut membuat AC Milan ikut terpuruk. Rossoneri kini tak lagi punya daya pikat dan kekuatan finansial yang sama untuk menarik talenta terbaik di dunia -- masalah yang secara kasar hanya bisa diselesaikan oleh kedatangan pemodal baru.
Berlusconi secara terbuka telah menyatakan dirinya kini tak bisa bersaing dengan pengusaha Rusia atau Timur Tengah yang dalam satu dekade ke belakang muncul di peta persepakbolaan Eropa dan mengacaukan standar harga pemain.
Karena itulah, pria yang sudah tak menjabat lagi sebagai Perdana Menteri Italia tersebut kini melepas kesebelasan kesayangannya itu.
Ini adalah ketiga kalinya perusahaan China membeli saham klub besar Eropa.
Pada Desember lalu, dua perusahaan milik pemerintah China, yaitu China Media Capital (CMC) dan Citic Capital, resmi mendapatkan 13 persen saham Manchester City seharga US$400 juta.
Sementara itu, Inter Milan juga telah menjual 70 persen saham mereka pada Grup Suning, raksasa penyalur alat elektronik dan rumah tangga asal China.
(vws)