Jakarta, CNN Indonesia -- Tensi dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Rusia memanas di Olimpiade 2016 setelah pernyataan Lily King atas Yulia Efimova usai final renang gaya dada 100 meter.
Perenang muda AS, Lily King yang sukses meraih emas dengan mengalahkan Efimova yang harus puas di posisi kedua. Tensi kemudian memanas setelah Lily King mengeluarkan pernyataan keras setelah pertandingan.
"Kalian tahu kemenangan ini membuktikan bahwa setiap orang bisa tetap berkompetisi dengan kondisi bersih dan mampu jadi juara dengan kerja keras selama persiapan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan selalu ada jalan untuk jadi yang terbaik dengan cara yang benar," kata Lily King seperti dikutip dari Swimming World Magazine.
Pernyataan ini menyindir Efimova yang sempat terkena sanksi 16 bulan awal tahun ini namun kemudian sanksi dibatalkan setelah Efimova memenangi banding.
Lily King pun tak meralat ucapannya yang penuh tekanan pada Efimova.
"Sejatinya saya mengatakan apa yang dipikirkan setiap orang. Mereka begitu gembira saya berbicara seperti itu dan saya menghargai dukungan mereka," tutur Lily King.
Raja renang dunia, Michael Phelps pun mendukung pernyataan Lily King.
"Saya nilai harus banyak orang yang mau berbicara seperti Lily King. Semua tahu bahwa Lily King berbicara tepat," ucap Phelps.
Meski bisa bertanding di Olimpiade, Efimova sendiri menjalani hari-hari yang berat.Efimova harus menerima sorakan dari penonton saat berlomba.
"Saya senang bisa berada di sini dan berlomba. Ini adalah keputusan terbaik. Coba mengerti posisi saya."
"Saya membuat satu kesalahan dan disanksi enam bulan. untuk kasus kedua, itu bukan kesalahan saya," tutur Efimova.
(ptr)