Jakarta, CNN Indonesia -- Liliyana Natsir mengatakan bahwa skor telak di pertandingan final bulutangkis ganda campuran Olimpiade Rio De Janeiro sesungguhnya tidak mencerminkan tekanan yang ia rasakan.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengalahkan pasangan Malaysia Goh Liu Ying/Chan Peng Song dua game langsung 21-14 21-12 dan menyumbangkan emas pertama untuk Indonesia dari Olimpiade Rio, Rabu (17/8).
Menurut Liliyana, pertandingan tersebut cukup berat dan ia sempat merasa tegang karena ingin memberikan yang terbaik di Hari Kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertandingan final tidak ada yang mudah, bahkan awalnya meskipun saya sudah pengalaman ikut Olimpiade tapi sempat tegang juga, tapi saya mencoba tetap fokus," kata Liliyana yang telah mengikuti tiga kali Olimpiade.
Peraih medali perak Olimpiade 2008 itu juga mengatakan dirinya sadar bahwa medali emas di ganda campuran sangat diharapkan Indonesia akan menjadi emas pertama di Olimpiade 2016. Emas, menurutnya, juga diperlukan untuk menghapus kegagalan bulutangkis di Olimpade 2012 yang gagal membawa pulang satu pun medali.
Atlet 30 tahun itu mengatakan bahwa salah satu faktor yang membuat mereka mendapatkan kemenangan adalah pengendalian emosi saat bertanding.
"Semangat Hari Kemerdekaan seperti menambah energi kami, tapi untungnya kami masih bisa mengendalikan emosi sehingga tidak terburu-buru dan akhirnya dapat memenangi pertandingan tadi," kata Liliyana
Tontowi juga mengatakan hal senada bahwa tanggal pertandingan yang bertepatan dengan 17 Agustus membuat mereka ingin mempersembahkan yang terbaik.
"Saya bersyukur kepada Allah SWT. Inilah kado terindah bagi kami, dan untuk seluruh masyarakat Indonesia di Hari Kemerdekaan ini, terima kasih atas segala dukungannya," kata Tontowi.
(vws)