Li Yongbo Minta Dunia Bulutangkis China Tenang

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 22 Agu 2016 11:32 WIB
Torehan medali China dari cabang bulutangkis terendah dalam 20 tahun terakhir. Li Yongbo pun dihujani kritikan dan diminta untuk mundur.
Li Yongbo (kanan) mengatakan bahwa China tetap akan memiliki generasi penerus di dunia bulutangkis. (REUTERS/Marcelo del Pozo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kegagalan China mempertahankan emas Olimpiade dari tiga nomor bulutangkis menjadi kejutan bagi negara yang sering kali mendominasi lapangan-lapangan Olimpiade tersebut. Namun, kepala tim pelatih, Li Yong Bo, meminta semua pihak untuk tenang.

Empat tahun setelah menyapu bersih semua nomor di Olimpiade London, China hanya mendapatkan dua emas dan perunggu. Ini adalah perolehan terendah mereka dari bulutangkis pada 20 tahun terakhir.

Dengan hanya diizinkan mengirimkan dua wakil di nomor tunggal --sementara pada Olimpiade 2012 tiga wakil-- negara raksasa bulutangkis ini memiliki kesempatan lebih sedikit untuk memenangi emas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, tak adanya atlet China di podium nomor tunggal putri dan ganda putri adalah sebuah kemunduran bagi tim yang telah membangun dinasti pada seluruh nomor.

Li Yongbo telah menjadi wajah bulutangkis China lebih dari satu dekade terakhir. Ia selamat dari berbagai kontroversi berkat kesuksesannya mengantarkan berbagai prestasi di banyak turnamen level internasional serta Olimpiade.

Namun pelatih 53 tahun itu menerima hujan kritikan di media sosial karena penampilan timnya di Rio De Janeiro. Pengguna media sosial di China pun meminta Yongbo mengundurkan diri.

China setidaknya akan kehilangan dua perebut medali emas mereka karena usia -- Fu Haifeng yang bermain di nomor ganda dan Lin Dan di tunggal putra baru saja menyelesaikan Olimpiade terakhir mereka.

Zhao Yunlei, pemenang emas ganda campuran di London dan perunggu di Rio, juga diprediksikan akan pensiun sebelum Tokyo 2020.
Chen Long adalah satu dari dua perebut medali emas China di Bulutangkis. (REUTERS/Antonio Bronic)

Li Yongbo mengatakan bahwa China tak perlu khawatir tongkat estafet generasi emas China tidak akan berpindah. Meski demikian, Li Yong Bo mengakui ada tantangan yang harus ia hadapi karena negara-negara lawan mulai mengejar.

"Terkadang Anda kuat, terkadang Anda terjatuh," kata Li kepada Reuters.

"Indonesia sebelumnya menjadi negara kuat, dan demikian dengan Denmark. China telah bangkit, tapi pada akhirnya sang juara akan pensiun dan generasi selanjutnya akan muncul perlahan."

"Jadi akan ada kesukaran. Ini normal."

"Tapi di masa depan, China akan tetap memiliki pemain-pemain top karena junior kami berkompetisi di level tertinggi. Setelah Olimpiade ini, generasi selanjutnya akan tetap kuat."

"Agar negara mampu mempertahankan kehebatan, maka perlu menitikberatkan pada sistem pengembangan bakat dan juga sistem pelatihan yang sangat baik. China memilikinya, sehingga saya tak terlalu khawatir (soal masa depan)."

Indonesia, Spanyol, dan Jepang memenangi emas lainnya di Olimpiade 2016.

"Berbagai negara kini mengembangkan Bulutangkis," kata Li. "Namun tak ada gunanya menilai kemajuan orang lain, ini adalah persoalan berkonsentrasi pada diri sendiri."

"Adil untuk mengakui bahwa kami menghadapi lebih banyak kesukaran ketimbang sebelumnya, tapi bukan berarti kami akan tertinggal. Hanya saja, orang lain menjadi lebih maju, sehingga kami harus bekerja keras."

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER