Jakarta, CNN Indonesia -- Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi bukan satu-satunya tokoh militer yang digadang-gadang menjadi Ketua Umum (Ketum) PSSI jelang Kongres Luar Biasa (KLB) pada 17 Oktober 2016. Ada satu nama lagi calon berlatar belakang militer yang diusung, yakni mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Moeldoko.
Edy pun ikut angkat bicara seputar wacana pencalonan Moeldoko yang diklaim sejumlah anggota PSSI tersebut. Ia yakin Moeldoko tak ingin jadi Ketum PSSI periode berikutnya. Hal itu ia katakan dalam acara ramah tamah di Makostrad, Selasa (30/8) sore.
"Yang maju itu harus benar-benar orang Indonesia yang tak punya dua paspor," ujar Edy, mencoba berseloroh di depan para wartawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya percaya dan yakin dia (Moeldoko) tidak akan maju. Tapi kalau maju, saya
fight (berjuang). Ini di luar ketentaraan, profesional. Ada calon yang lain? Boleh-boleh saja semua maju. Saya mengharapkan profesional. Saya tak melibatkan institusi saya."
Lebih lanjut, Edy mengaku belum mendengar calon-calon lain selain dirinya dan Moeldoko. Namun, ia menilai Lebih banyak calon, lebih baik.
"Sehingga para
voter ini nanti bisa melihat mana yang paling baik. Karena PSSI tidak kecil, PSSI besar dari Sabang sampai Merauke. Mandatnya PSSI ini adalah milik rakyat, sehingga memerlukan orang yang memang berkualitas di bidang," ucapnya.
Edy pun mengatakan dalam waktu dekat dia akan menghadap Moeldoko untuk membicarakan pencalonannya.
"Pak Moeldoko itu mantan panglima TNI, atasan saya. Kalau beliau berkenan, itu hak beliau. Tapi saya yakin dan percaya, beliau kualitasnya sudah jauh di atas itu," tegas Direktur PS TNI tersebut.
"Insya Allah, mungkin mandat ini akan diserahkan ke saya. Mudah-mudahan demikian," ujarnya.
(bac)