Jakarta, CNN Indonesia -- Andik Vermansah mengaku bingung dirinya terus menjadi sasaran tekel-tekel keras dalam laga persahabatan melawan Malaysia di Stadion Manahan, Solo, Selasa (6/9). Namun, pemain yang kini membela Selangor itu mengatakan hal itu justru berbuah baik bagi Indonesia.
Skuat Merah Putih memetik kemenangan 3-0 berkat dua gol yang dicetak Boaz Solossa dan gol Irfan Bachdim.
"Saya juga baca berita di sana kalau saya akan dijaga ketat. Tapi ada positifnya juga, Irfan dan Boaz bisa terbuka lebar untuk kerja di lini depan karena para pemain Malaysia fokus menjaga saya," kata Andik bercerita kepada
CNNIndonesia.com di The Alana Hotel, Rabu (6/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga tidak tahu maksud mereka begitu gencar menyerang saya, tetapi saya pikir pasti mereka juga tidak mau kalah. Hanya saya bingung kenapa selalu dijatuhkan."
Andik pun menuturkan bahwa rahasia dirinya tampil bagus dalam laga melawan Malaysia adalah ban kapten yang diserahkan Boaz padanya di babak kedua.
Boaz memberikan ban kapten pada Andik di menit ke-46. Saat itu pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, memutuskan untuk mengganti Boaz dengan penyerang debutan, Lerby Eliandry. Andik yang sempat kelelahan pun kembali bergairah menjalankan instruksi Riedl.
"Di pertandingan kemarin, saya kerjakan instruksi pelatih dahulu. Permainan individual saya asingkan dulu. Kelebihan yang saya miliki diasingkan dahulu demi tim dan pelatih."
"Saya jalankan perintah beliau (Riedl), bertahan habis-habisan. Tekan habis-habisan pemain Malaysia, seperti itu. Sempat kelelahan, tapi dengan mendapat ban kapten di babak kedua itu membakar motivasi saya lagi," ucap mantan pemain Persebaya Surabaya tersebut.
Tak hanya itu, Andik juga berterima kasih kepada para suporter yang telah datang dari berbagai daerah dan mendukung timnas Indonesia. Tanpa dukungan mereka, Andik yakin segalanya tidak akan berjalan lancar.
"Saya juga berharap agar para suporter terus doakan dan dukung timnas. Kami butuh kritik, tapi kritikan kepada pemain tolong jangan sampai menjatuhkan mental.
"Rivalitas suporter di tingkat klub itu jadi hiburan. Tapi ketika kita berbicara di tingkat negara, tolonglah didukung," ujarnya.
(vws)