Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Amerika Serikat, Liberty Media, memberikan konfirmasi dalam proses mengakusisi ajang balap elite Formula 1 dari tangan CVC Capital dengan nilai pembelian mencapai US$4,4 miliar atau setara Rp57,61 Triliun.
Ini akan menjadi transaksi terbesar dalam sejarah olahraga dan juga salah satu momen paling penting dalam sejarah Formula 1.
Liberty Media akan mendapatkan 18,7 persen saham Formula 1 terlebih dahulu sembari menunggu persetujuan dari pengatur kebijakan seperti Federasi Otomotif Internasional (FIA) untuk akuisisi total.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liberty Media akan membayar proses akuisisi dengan uang segar US$1,1 miliar, saham Liberty Media senilai US$138 juta, dan US$351 juta berupa instrumen utang yang akan diberikan pada Formula 1 dan bisa ditukarkan dengan saham Liberty Media.
"Kami bersemangat menjadi bagian dari Formula 1," kata Greg Maffei, kepala eksekutif Liberty Media, seperti dikutip dari
BBC Sports.
"Saya kira, pengalaman kami dalam bidang media, manajemen aset di dunia olahraga, serta perspektif jangka panjang, akan bagus bagi masa depan Formula 1 dan juga akan menguntungkan para penggemar, tim dan juga pemegang saham."
Liberty Media, yang akan mengubah namanya menjadi Grup Formula 1 setelah proses akuisisi rampung, memiliki saham dalam beberapa perusahaan olahraga dan hiburan, termasuk di antaranya klub Liga Bisbol Amerika Serikat (MLB), Atlanta Braves, dan juga Virgin Media.
Liberty Media akan mempertahankan posisi Bernie Ecclestone sebagai Pemimpin Eksekutif. Namun Chase Carey, wakil kepala 21st Century Fox, akan menjadi kepala perusahaan yang baru.
Ecclestone sendiri telah menjalankan Formula 1 selama 40 tahun terakhir.
Di awal pekan, dalam wawancaranya bersama
Reuters, Ecclestone mengatakan dirinya telah diminta Liberty Media tetap tinggal selama masa transisi tiga tahun. Ia tak akan datang ke GP Singapura pada 18 September karena akan berada di London untuk melakukan negosiasi.
(kid)