Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, mengaku kecewa tak bisa menjuarai MotoGP San Marino di sirkuit Misano, Minggu (11/9). Di sirkuit yang ia sebut sebagai rumah tersebut Rossi finis kedua di belakang pebalap Repsol Honda Dani Pedrosa.
Dalam balap tersebut Pedrosa berhasil yang memulai balap dari urutan ke delapan mengejutkan banyak pihak karena mampu melaju dan menyalip pebalap-pebalap tangguh di depannya, termasuk Rossi di putaran ke-21.
Usai balap, Rossi mengaku dirinya kecewa gagal mendapatkan kemenangan. Namun, sambung pria berusia 37 tahun tersebut, dirinya bahagia bisa lebih unggul dibandingkan rekan satu tim Pedrosa, Marc Marquez.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu, lanjutnya, berarti kembali memotong selisih poin—walau tak banyak—di klasemen pebalap di mana Marquez masih berada di puncaknya. Dengan sisa lima seri grand prix, Marquez masih nyaman di puncak klasemen dengan selisih keunggulan 43 poin dari Rossi yang ada di urutan kedua.
“Ini masih terlalu besar, 43 poin dengan lima balapan tersisa, ini jarak yang besar. Namun sungguh hebat rasanya bisa finis di depan Marquez karena dia sangat kuat, sangat cepat, dan untuk mengalahkannya di sebuah balapan itu berarti anda melakukan balapan yang hebat,” kata Rossi seperti dikutip dari
Crash.
Rossi pun bahagia dirinya bisa tampil maksimal untuk berdiri di atas podium. Salah satunya, kata pria asal Italia tersebut, karena strategi pemilihan ban yang tepat.
“Saya mampu memacu gas dengan baik, dan mendapatkan hingga satu menit dan 32,2 detik satu putaran ketika saya sendiri di depan. Itu adalah langkah yang sangat bagus,” kata Rossi.
Pria bernomor 46 tersebut juga mengakui Pedrosa tampil sangat baik dalam seri di Misano. Pedrosa membalap sangat cepat, dan tak dapat dibendung Rossi sehingga ia kehilangan tempat di pimpinan balap.
Usai disalip Pedrosa, diakui Rossi, dirinya kehilangan langkah dan kesulitan untuk memburu dan menyalip kembali Pedrosa.
Dengan suhu lintasan yang mencapai 43-44 derajat celcius, Pedrosa sendiri menunjukkan kemampuan luar biasa untuk merawat ban depannya yang tipe lunak agar tidak aus jelang berakhirnya balapan. Bahkan Pedrosa melintasi garis finis dengan keunggulan hingga satu detik lebih dari Rossi.
Kemenangan Pedrosa memastikan MotoGP 2016 memiliki rekor baru: ada delapan pebalap berbeda yang menjadi juara dalam satu musim. Ini adalah jumlah terbanyak dalam sejarah balapan motor level elite tersebut.
(kid)