Jakarta, CNN Indonesia -- Pep Guardiola termasuk pelatih yang mengawali kariernya di kompetisi sepak bola elite Inggris dengan sangat baik. Sejak memanejeri tim Manchester City, ia sukses membawa tim tersebut menyapu bersih enam kemenangan di awal-awal musim Liga Primer Inggris 2016/17.
Nasib baik Guardiola bertolak belakang dengan koleganya macam Antonio Conte yang harus merasakan pil pahit dua kekalahan beruntun di Liga Primer Inggris, mengawali kariernya bersama Chelsea. Guardiola sendiri mengaku prihatin.
Namun, bukan lantaran kekalahan yang diderita para pelatih bersama klub baru mereka yang membuatnya prihatin. Sikap tidak respek dari para fan klub sepak bola di Inggris yang rupanya membuat Guardiola melontarkan kritiknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saat ini pekerjaan kami sebagai pelatih… Orang-orang tidak memiliki respek. Pelatih mungkin tidak kalah dalam tiga, empat atau lima pertandingan, hanya satu,” ungkap Guardiola seperti dikutip dari
Goal.
“Kami seperti dibunuh. Saya mendengar banyak sekali tentang pelatih ketika mereka kalah satu pertandingan saja, tapi orang-orang harus mengerti bahwa kami tidak selalu memenangkan semuanya secara absolut, mungkin kami juga kalah sekali pertandingan.”
Menurutnya, kekalahan tersebut juga harus disikapi fan secara positif karena bisa menjadi pelecut untuk tampil lebih baik lagi.
“Begitu juga bagi pemain, sama saja. Para pemain di media sosial. Apa yang coba kami yakinkan kepada Raz (Sterling) dan semua pemain lainnya adalah membuat mereka merasa bahwa kami mencintai mereka,” ungkap Guardiola.
Guardiola kembali memuji permainan apik yang kembali diperlihatkan para pemainnya saat mengalahkan Swansea 3-1.
“Kami memiliki kepercayaan diri tinggi. Saya sangat senang memainkan Fernando, Zabaleta dan Jesus Navas, melihat cara mereka bermain (melawan Swansea). Fernando contohnya, tampil mengagumkan pada laga terakhir, kemudian mereka tampil 30 menit (menghadapi Swansea),” ucapnya.
(bac)