Jakarta, CNN Indonesia -- Ide FIFA untuk membubarkan satuan tugas (Satgas) antirasisme di sepak bola mulai menuai kritik. Salah satu yang paling gencar melontarkan kritik terhada rencana itu adalah mantan Wakil Presiden FIFA, Pangeran Ali bin Al-Hussein.
Sebelumnya, FIFA merekomendasikan untuk melakukan pembubaran satgas antirasisme karena badan sepak bola dunia itu menganggap pekerjaan satgas dalam memerangi rasialisme telah selesai.
Sekretaris Jenderal FIFA yang baru, Fatma Samoura, telah mengirimkan surat rekomendasi pembubaran kepada para anggota satgas di Manchester, Senin (26/9) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Satgas telah memiliki mandat yang sangat sepesifik dan sudah purna tugas serta rekomendasi tersebut akan diubah ke dalam program yang lebih kuat,” demikian pernyataan Samoura seperti dikutip
The Guardian.
Selanjutnya, Samoura membuat beberapa daftar rekomendasi, termasuk sistem pengawasan anti diskriminasi dan inisiatif pembentukan acara Penghargaan Keberagaman yang akan ditanganginya secara langsung.
Meski demikian, alasan FIFA untuk membubarkan Satgas Antirasisme karena alasan telah terpenuhinya tugas-tugas mereka, dirasa tidak masuk akal bagi Pangeran Ali.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui akun
twitter miliknya, rencana tersebut justru akan mengkhawatirkan.
“Perang melawan rasisme itu masih jauh dari selesai dan pernyataan pejabat FIFA sekarang ini bahwa rekomendasi Satgas sudah diimplementasikan, amat disayangkan,” tutur pria yang kalah dalam pertarungan pemilihan Presiden FIFA tersebut.
Menurutnya, FIFA seharusnya mengubah fungsi ad-hoc tersebut menjadi lembaga yang permanen di FIFA dengan kekuasaan lebih dan sumber daya yang bisa bekerja sama dengan seluruh anggota FIFA, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah.
(bac)