Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, mengaku buta kekuatan timnas Vietnam saat ini jelang pertemuan kedua tim pada laga persahabatan di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (9/10).
Timnas Vietnam bukan tim yang asing untuk Riedl. Pelatih asal Austria itu pernah tiga kali menangani tim berjuluk Ngoi Sao Vang itu pada 1998-2000, 2004-2004, dan terakhir pada 2005-2007.
Namun, belakangan Riedl mengaku tidak pernah mengikuti perkembangan sepak bola Vietnam, khususnya tim nasional negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak terlalu tahu kekuatan Vietnam saat ini, hanya punya sedikit informasi lewat siaran televisi. Kami juga punya sejumlah rekaman pertandingan terakhir Vietnam. Hanya itu yang kami punya," ucap Riedl kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (6/10).
Indonesia sendiri memiliki rekor pertemuan yang cukup impresif menghadapi Vietnam. Indonesia tidak pernah menelan kekalahan dari sepuluh pertemuan terakhir melawan Vietnam (empat menang, enam imbang).
Kali terakhir Indonesia dikalahkan Vietnam terjadi pada SEA Games 1999 di Brunei Darussalam. Ketika itu Indonesia kalah 0-1 lewat gol Nguyen Hong Son. Total, dari 20 pertemuan sebelumnya, Indonesia meraih delapan kemenangan dan hanya empat kali kalah dari Vietnam.
Pertemuan terakhir Indonesia melawan Vietnam terjadi di fase grup Piala AFF 2014. Ketika itu skor berakhir imbang 2-2 dan dua gol Indonesia dicetak Samsul Arif dan Zulham Zamrun. Riedl pun menjadi pelatih Indonesia ketika itu.
Indonesia dijadwalkan menghadapi Vietnam dua kali. Setelah laga di Sleman akhir pekan ini, tim Merah Putih akan bertandang ke Hanoi untuk menghadapi Vietnam di Stadion My Dinh, 9 November mendatang.
Terkait pemilihan Vietnam sebagai lawan untuk persiapan jelang tampil di Piala AFF 2016, Riedl tidak menganggap Vietnam memiliki gaya permainan yang sama dengan calon lawan Indonesia di Grup B: Thailand, Singapura, Filipina.
"Saya tidak bisa bilang Anda permainan Vietnam mirip siapa. Pertama kami harus memantau permainan lawan terlebih dulu," tegas Riedl.
(ptr)