ANALISIS

Timnas Indonesia dan 'Daur Ulang' Skema Alfred Riedl

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Jumat, 07 Okt 2016 07:30 WIB
Skema sama 4-4-2 diterapkan Alfred Riedl di Timnas Indonesia, namun dengan rasa yang jauh berbeda jika melihat perbedaan karakter skuat pada 2010 dan 2016.
Tanpa sosok target man, Alfred Riedl tetap mencoba pola 4-4-2 di timnas Indonesia. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masih terlalu dini untuk menyimpulkan strategi Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016. Pelatih timnas Alfred Riedl masih mencari bentuk ideal di timnya.

Pelatih asal Austria itu masih meramu pilihan terbaiknya mulai skema hingga komposisi pemain. Timnas juga baru menjalani sekali uji coba menghadapi Malaysia, 6 September 2016.

Hasilnya pun sangat impresif. Boaz Solossa dan kawan-kawan mengganyang Malaysia 3-0 di Stadion Manahan, Solo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ada satu hal yang juga tak kalah menarik untuk disimak lebih dekat lagi terkait skema yang dihamparkan Riedl pada laga itu.

Meski terbuka kemungkinan berubah, Riedl menerapkan pola 'daur ulang' 4-4-2 pada laga tersebut. Disebut daur ulang karena ini merupakan skema yang kali pertama diterapkannya ketika mengarsiteki skuat Garuda pada 2010 silam.

Di sisi lainnya, komposisi yang dimiliki Riedl tahun ini jauh berbeda dibandingkan 2010. Jika melihat pemain-pemain yang menghuni sekarang tentu banyak perubahan ketimbang Piala AFF 2010.

Pada 2010, Riedl kerap mengandalkan duet Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim di lini depan. Sementara Boaz Solossa tidak ada di skuatnya waktu itu.

Sedangkan di lini tengah, dua winger yang jadi tumpuan Riedl waktu itu adalah Oktovianus Maniani (sayap kiri) dan Muhammad Ridwan (sayap kanan). Di tengahnya diisi oleh Ahmad Bustomi dan Firman Utina.

Sedangkan bek sayap pada 2010 lebih sering dipercayakan kepada M. Nasuha (bek kiri) dan Zulkifli Syukur (bek kanan). Adapun bek tengahnya ditempati Maman Abdurahman dan Hamka Hamzah di depan kiper andalan, Markus Harison.

Ketika Riedl kembali menangani timnas pada Piala AFF 2014, tak banyak perubahan komposisi pemain yang dilakukannya.

Skuat tersebut masih dihuni pemain-pemain senior macam Firman, Hamka, dan Gonzales. Namun, ada perbedaan skema yang diterapkan Riedl.

Ia mulai akrab dengan skema baru 4-2-3-1 yang pada masa itu sedang menjadi tren terbaik di dunia dengan mengandalkan Sergio van Dijk sebagai ujung tombak. Hasilnya pun minim. Langkah Timnas mentok di fase grup, berbeda dengan 2010 hingga ke final.

Dengan komposisi dan karakter permainan para pemain yang berbeda, Riedl pun sepertinya mencoba mendaur ulang skema 4-4-2 pada 2016 ini. Saat ini hanya nama Irfan yang masih bertahan di skuat Riedl apabila membandingkannya pada 2010.

Jika melihat hasil uji coba lawan Malaysia, agaknya sudah sekitar 80 persen kerangka tim yang sudah dikantongi Riedl.

Nama-nama seperti Boaz, Irfan, Zulham Zamrun, Andik Vermansah, Evan Dimas, dan Bayu Pradana sepertinya menjadi pilihan utama Riedl.

Boaz dan Irfan ditempatkan sebagai ujung tombak, sedangkan Andik dan Zulham beroperasi di kedua sayap serangan Garuda.

Perbedaan yang mencoloknya adalah tak adanya pemain berkarakter target man macam Gonzales atau Van Dijk. Dua ujung tombak timnas Indonesia saat ini macam Boaz dan Irfan bukan tipe target man.

Boaz bukan hanya insting golnya yang tinggi, kemampuannya dalam mengatur tempo serangan sangat bagus serta assist-nya yang berbahaya. Sementara Irfan selain termasuk tipikal petarung, juga amat kental sebagai pemain oportunis yang mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun.

Sementara dua sayap timnas seperti Andik dan Zulham disebut sebagai pemain berkarakter penerobos ke kotak penalti lawan. Artinya, tumpuan serangan berada pada empat pemain ini secara bergantian.

Perubahan pola dari 4-4-2 ke 4-3-3 pun cukup kentara ketika timnas dalam posisi menyerang. Pemain seperti Zulham atau Andik bisa bergantian masuk ke jantung pertahanan menyokong Boaz dan Irfan di depan.

Zulham dan Andik pun tipe winger yang bisa difungsikan di sisi kiri dan kanan. Dengan demikian, kedua pemain ini kerap bertukar posisi tergantung situasi dalam permainan.

Bandingkan dengan Okto dan M Ridwan pada Piala AFF 2010 silam, lebih sering bertugas menyisir sisi sayap dan melepas umpan-umpan dari sektor itu langsung mengarah ke dua strikernya, Gonzalez dan Irfan.

Meski, sesekali Okto dan Ridwan pun kerap menusuk ke jantung pertahanan lawannya.

Jadilah skema sama yakni 4-4-2 yang diterapkan Riedl, namun dengan rasa yang jauh berbeda jika melihat perbedaan karakter pemain pada 2010 dan 2016 ini.

Hanya, keseimbangan belum tercapai dengan ideal mengingat masih rapuhnya kemampuan bertahan timnas.

Pertahanan di sektor tengah mungkin sedikit terbantu peran Bayu Pradana dan Evan Dimas.

Namun, koordinasi di lini belakang yang sepertinya belum maksimal. Tak heran jika kemungkinan bongkar pasang di sektor itu lah yang terus dijajaki Riedl.

Skuat Inti Timnas Indonesia 2010

Piala AFF 2010 (4-4-2)
Markus Harison; M Nasuha, Maman Abdurahman, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur; Oktovianus Maniani, Ahmad Bustomi, Firman Utina, M Ridwan, Irfan Bachdim, Cristian Gonzales

Uji Coba Lawan Malaysia (4-4-2)
Andritany; Abdul Rahman, Yanto Basna, Fachrudin Aryanto, Benny Wahyudi; Zulham Zamrun, Bayu Pradana, Evan Dimas, Andik Vermansah; Boaz Solossa, Irfan Bachdim (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER