Acara Pemecahan Rekor Egrang Dianggap Tidak Profesional

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Sabtu, 08 Okt 2016 16:16 WIB
Jadwal penyelenggaraan berlangsung molor dan para peserta kecewa dengan minimnya koordinasi dari pihak panitia.
Para peserta pemecahan egrang yang berasa dari siswa sekolah mengaku kecewa dengan panitia. (CNNIndonesia/M Arby Rahmat Putratama H)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemecahan rekor egrang dalam festival olahraga rekreasi dunia atau TAFISA World Games 2015 di Jakarta International Expo Kemayoran, Sabtu (8/10), dinilai tidak profesional.

Para peserta berasal dari ratusan sekolah yang berasal dari wilayah Jakarta mengeluhkan pelayanan panitia yang kurang maksimal. Tiap sekolah mengirimkan perwakilan sebanyak 10 murid.

Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, sebagian besar peserta sudah datang di lokasi sejak pukul 7 pagi. Namun acara baru dimulai lewat pukul 10.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seharusnya acara ini dapat disiapkan lebih profesional. Bangga sebenarnya, tapi harus disiapkan dengan baik. Kami juga tidak diberitahu bahwa egrang mesti dirias agar terlihat cantik," kata Mohamad Ridho (54), guru olahraga dari SMPN 233 Cibubur.

Senada, Iskandar (44) yang merupakan staf tata usaha dati SMP 233 Cibubur menilai, acara pemecahan rekor tersebut tidak fokus lantaran terlalu banyak diselingi acara hiburan. "Kurang efektif, kami terlalu lama menunggu. Pendataan peserta juga kurang diatur dengan baik," katanya.

Sementara itu kepala sekolah SMP Taman Siswa Kemayoran, Sri Finayani (50), pun kecewa karena kurangnya koordinasi antara pihak sekolah dengan panitia. Padahal ia sudah mengorek kocek yang cukup lumayan.

Untuk membuat egrang, pihak sekolah SMP Taman Siswa Kemayoran mengeluarkan total biaya Rp980 ribu.

"Kami datang dari pukul 05.30 WIB, ternyata mulai pukul 10.00 WIB lewat. Anak-anak sudah tunggu terlalu lama dan lelah. Akan tetapi, kami bahagia bisa berpartisipasi," ucap Sri.

Hingga pukul 11.30 WIB, pemecahan rekor egrang masih belum selesai. Padahal, sebelumnya pihak sekolah diberitahukan acara selesai maksimal pukul 11 siang.

Rombongan SMP Taman Siswa Kemayoran dan SMPN 233 Cibubur pun memutuskan untuk pulang lebih dulu, mengingat kondisi fisik anak-anak semakin menurun diselingi hujan.

Tak sedikit anak-anak di sana yang kelaparan lantaran tidak disediakannya makan siang dari pihak panitia. Mereka hanya diberikan camilan di pagi hari.

Akhirnya, pemecahan rekor dunia berjalan di atas egrang sejauh 100 meter pun gagal karena tidak melewati rekor yang dicatat Belanda sebelumnya yakni 959 peserta pada 16 September 2011 silam. (jun)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER