Cengkraman Diktator Formula 1 Itu Belum Usai

AFP/Vetriciawizach | CNN Indonesia
Rabu, 12 Okt 2016 06:39 WIB
Sebelum Bernie Ecclestone datang, Formula 1 dalam kekacauan. Kini ia telah menjadi diktator yang cengkraman tangannya tak pernah melonggar.
Bernie Ecclestone akan tetap memimpin Formula 1 hingga tiga tahun ke depan. (REUTERS/Xavier Galiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap kali Bernie Ecclestone berada di bawah ancaman, ia selalu merespons dengan humor. 

Ketika ia dirampok dan dipukul hingga pingsan, oleh penjambret yang mengambil jam tangan mewahnya, Ecclestone berpose untuk iklan dengan slogan "Lihatlah yang orang-orang akan lakukan untuk Hublot."

Dan pada Agustus 2014, ketika ia lolos dari hukuman penjara 10 tahun atas tuduhan menyuap otoritas Jerman US$100 juta untuk mengakhiri sidang pengadilannya lebih cepat, Ecclestone mengirimkan kartu natal dengan karikatur dirinya berpose menyerahkan segepok uang kepada perampok berkuda yang menodongkan pistol. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada karakter perampok di foto itu tertulis: "Ini bukan perampokan, saya hanya menagih atas nama pemerintah Bavarian."

Selama berbulan-bulan, pria 85 tahun itu diisukan akan segera melepas genggaman tangannya pada olahraga Formula 1. Karena itulah, ketiadaan humor dari Ecclestone adalah tanda betapa percaya diri ia memenangi pertarungan kekuatan. 

Di tengah spekulasi seperti itu, penyintas Formula 1 paling hebat ini tetap menjadi orang paling berpengaruh. Pemilik baru balapan mobil paling elite di dunia, Liberty Media, yang akan merampungkan proses akusisi senilai US$8 miliar pada awal 2017 nanti, telah mengumumkan bahwa Ecclestone akan tetap menjabat sebagai pemimpin eksekutif selama tiga tahun lagi. 

Ia akan meneruskan perjalanan yang mengagumkan selama empat dekade di pucuk pimpinan olahraga dengan jumlah penonton terbanyak di dunia -- F1 mengklaim bahwa hanya Piala Dunia dan Olimpiade yang memiliki jumlah penonton lebih besar. 

F1 Butuh Diktator  

Bos Formula E, Alejandro Agag, atau mantan bos McLaren Martin Whitmarsh kerap diisukan akan menggantikan Ecclestone, sementara pemilik baru F1, Chase Carey, mengatakan bahwa ada hal-hal yang harus berubah. 

"Anda tak bisa membuat semua orang bahagia setiap waktu, tapi Anda harus memahami keinginan semua orang dan kemudian mencari jalan," kata Carey dalam wawancaranya dengan situs resmi Formula 1. 

"Tentu saja itu bukan tugas komite balapan, karena komite lebih bersifat birokratis -- tapi di saat bersamaan juga tidak boleh ada diktator -- bahkan jika mereka telah terbiasa dengan hal itu."

Di tengah-tengah ancaman untuk berubah, ketika mendatangi GP Singapura yang berlangsung dua pekan lalu, Ecclestone mengatakan ia akan "benar-benar menghilang" jika ia tidak setuju dengan arah yang ditetapkan pemilik baru Formula 1, meski di kemudian waktu ia memperbaiki ucapannya "tidak akan ada masalah... kami akan bekerja sama."

Terlepas dari yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, sebenarnya bagaimana cara Ecclestone bisa mempertahankan kekuasaan demikian lama meski para pemilik Formula 1 terus berganti dalam beberapa dekade?

Dua kali pemenang Grand Prix Johnny Herbert ingat pertama kalinya ia bersinggungan dengan Ecclestone, yaitu pada musim perdananya di dunia F1 pada 1989. Kala itu ia membalap untuk Benetton. 

"Waktu itu ucapan Sir Stirling Moss benar ketika mengatakan bahwa F1 butuh seorang diktator," kata Herbert kepada CNN. "Itulah Bernie."

"Orang-orang bercerita betapa ia seorang penyintas yang hebat dan juga bertutur tentang kariernya yang terentang sangat lama di olahraga ini, dan dalam beberapa hal, itu memang mengagumkan. Tapi saya tidak tahu, apakah ketika masa kekuasaan Eccelstone diisukan akan berakhir, hal itu benar-benar nyata."

"Yang sebenarnya, isu-isu tersebut dimainkan oleh orang-orang yang menyimpan dendam padanya."

Pedagang yang Hebat

Kisah hidup Ecclestone adalah cerita menarik. Anak seorang nelayan, ia meninggalkan bangku sekolah di usia 16 tahun dan mendapatkan pemasukan dari menjual komponen cadangan motor. 

Pendekatannya dalam berjualan, yang masih ia pegang hingga saat ini, membuatnya memiliki mata rantai pemasok komponen mobil paling besar di Britania Raya --Compton & Ecclestone-- sebelum ia mengalihkan perhatian pada Formula 1. 

Pintu masuk keterlibatannya di dunia F1 adalah dengan membeli tim Brabham senilai £100 ribu pada 1972 -- atau setara US$1,65 juta jika dikonversi ke masa sekarang. 

Menikmati beberapa kesuksesan sebagai bos tim, termasuk membawa Nelson Piquet menjadi juara dunia pada 1981 dan 1983, ia menjual tim itu dengan harga 40 kali lipat dari uang yang ia keluarkan pada 15 tahun sebelumnya. 

Awal Mula Kekuasaan

Ecclestone juga menjadi kepala Asosiasi Konstruktor Formula 1 (FOCA) pada 1978. 

Kemudian terjadi pertarungan perebutan kekuasaan melawan Federasi Balapan Mobil Internasional (FISA) dan presidennya, Jean-Marie Balestre, dengan Ecclestone keluar sebagai pemenang perang antara FISA-FOCA. 

Sejak 1981, FOCA memiliki hak untuk menegosiasikan kontrak televisi untuk Grand Prix. Sejak saat itu juga Ecclestone menjadi dalang bagi olahraga tersebut. 

Dari saat itu ia mengubah Formula 1 dari semula olahraga yang hanya digemari para penyuka balapan, menjadi hiburan dengan penonton paling banyak. 

Sementara itu, jurnalis F1 Maurice Hamilton pertama kali bersinggungan jalan dengan Ecclestone pada 194. Sejak saat itu mereka memiliki hubungan yang bisa disebut sebagai "mitra kerja".

"Ia adalah orang yang sangat pintar, itu masalahnya. Ia lincah secara mental, ia bisa memikirkan dua atau tiga hal sekaligus, ia menimbang semua faktor dan melihat gambaran besarnya," kata Hamilton.

"Ia sangat bagus dalam berpikir di luar kotak. Ia memikirkan kesepakatan-kesepakatan sebelum orang lain memikirkannya. Dan saya kasihan pada orang-orang yang harus berurusan dengannya, seperti promotor balapan, karena ia lebih cerdik dari semuanya."

Bos F1 Hingga Akhir Hayat

Di GP Italia di Sirkuit Monza awal bulan ini, banyak orang mengantri di luar bus Ecclestone -- yang dikenal sebagai "The Kremlin", mengingat hubungannya dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin -- untuk mendapatkan kesempatan berbicara dengannya, seperti halnya setiap pekan balapan. 

"Banyak orang ingin berbicara dengannya, karena ia tak pernah mendelegasikan tugas, ia mengendalikan semuanya," kata Hamilton. 

"Dan itu adalah kesuksesan terbesarnya. Itulah alasan Liberty Media tidak akan menyingkirkannya, karena mereka tidak tahu mekanisme kerjanya (F1)."

"F1 adalah sekelompok peraturan dan Bernie lah yang membuatnya menjadi seperti itu. Mereka memang bisa menyingkirkannya esok hari, tapi mereka akan dibuat berpikir 'Apa yang harus kami lakukan sekarang?!'

"Bernie punya jawaban untuk semua atau kebanyakan hal, atau tahu seseorang yang bisa menjawabnya. Gapaian tangannya menjangkau seluruh bagian kue, mulai dari hak siar, hingga siapa yang mendapatkan akses atau tidak."

"Mengingat hal itu, saya kira ia akan ada di Formula 1 hingga akhir hayatnya. Ia memang memiliki istri dan anak, tapi tidak ada hal lain dalam hidupnya. Jika ia mengatakan selamat tinggal pada Formula 1, saya kira ia akan kehilangan sebuah jiwa."

Mendulang Uang dari Kekacauan

Sebelum Eccelestone, F1 berada dalam kekacauan, kata Hamilton. 

Ia mengingat GP Monaco 1968, ketika Hamilton yang saat itu datang sebagai penonton tak tahu kapan mobil-mobil akan mulai membalap. 

Saking kacaunya F1 saat itu, Ferrari bahkan tidak datang di akhir pekan itu. Sekarang, kata Hamilton, semuanya berjalan otomatis seperti mesin. 

Dalam periode di antara itu, sang pengambil risiko telah berubah dari semula penjual mobil bekas menjadi hartawan yang tak mungkin ditinggalkan F1. Kekayaannya diperkirakan mencapai £2 miliar, tapi ada pihak-pihak yang menganggap nilain sebenarnya lebih dari dua kali itu.

Namun Ecclestone, yang menolak permintaan wawancara CNN Internasional, sadar bahwa butuh adanya perubahan. Hal sama juga dipahami Felipe Massa, pebalap Brasil yang akan pensiun di akhir musim. 

"Saya benar-benar menyukai Bernie dan menghormati semua yang ia lakukan untuk bisnis Formula 1. Berubahnya Formula 1 menjadi besar juga karena dia, tapi saya kira akuisisi (Liberty) sangat bagus untuk Formula 1," kata Massa.

"Ini bisa menjadi sangat penting bagi masa depan F1, penting bagi bisnis setiap tim. Di ajang olahraga lain, tim yang berada paling terakhir di kompetisi memiliki uang. Di Formula 1, bukan seperti itu."

"Harus ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki itu, ada banyak hal harus dilakukan untuk fans, jaringan sosial, ada banyak hal yang menjadi bagian diri kami saat ini, dan saya pikir ini adalah awal mula perubahan yang sangat besar."

Ikuti Cara Ecclestone

Ini semua adalah perubahan yang besar dengan satu pengecualian -- satu orang di pusat kekuasaan. 

Ecclestone senang menegaskan dirinya telah membuat demikian banyak orang menjadi kaya dan bahwa "tidak ada satu pun pebalap, orang, atau pihak yang akan menjadi lebih besar ketimbang Formula 1 itu sendiri." Meski demikian, ia telah menjadi bagian mesin paling penting dari olahraga itu. 

Ada beberapa kontoversi yang melibatkan dirinya, mulai dari memuji Adolf Hitler karena "bisa membuat segala sesuatunya terlaksana" hingga mengatakan bahwa perempuan lebih baik mengenakan pakaian putih agar mereka semakin mirip dengan "peralatan rumah tangga". Ia bahkan sempat dikaitkan dengan perampokan besar kereta di Inggris pada 1963, tapi ia hanya menertawakan isu itu. 

Keterkaitan itu disebabkan pengemudi yang membawa para perampok pergi, Roy James, yang juga seorang pengrajin perak, di kemudian hari akan membuat piala untuk juara konstruktor F1. Hingga saat ini piala itu masih digunaakn. 

Sosok yang menggunakan nada dering film karena Ennio Morricone "The Good, The Bad, and The Ugly" untuk teleponnya itu terlihat masih akan mengalami beberapa babak kehidupan yang berwarna. 

Namun dalam tiga tahun ke depan, sebagian hidupnya akan digunakan untuk mencari penerus di dunia F1 yang akan dibutuhkan para pemilik baru.

Di masa lalu, Ecclestone pernah mengatakan bahwa "lebih baik saya melakukan semuanya dengan cara saya" -- tapi ia ingin seseorang dengan "gaya wirausahawan" untuk menggantikannya.

Waktu pasti ia akan menyerahkan kekuasaannya, mungkin hanya ia yang tahu. Untuk saat ini, seperti kemeja putih rapih yang dipakai Ecclestone setiap hari-- tidak ada yang berubah. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER