Emoh Tua Sengsara, Eko Yuli Sasar Bisnis Alat Angkat Besi

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Rabu, 12 Okt 2016 11:05 WIB
Besarnya bonus dari prestasi-prestasi gemilangnya dalam dunia angkat besi ternyata bakal dimanfaatkan maksimal oleh Eko Yuli Irawan untuk masa depannya.
Eko Yuli Wirawan ikut diterima Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, ketika membawa pulang medali emas Olimpiade 2016. (Antara/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bonus dari pemerintah atas prestasi gemilang mempersembahkan medali perak di Olimpiade 2016 bakal dimanfaatkan dengan maksimal oleh Eko Yuli Irawan untuk masa depannya.

Eko tak ingin terjebak dalam kesengsaraan di masa tua, setelah tak lagi mampu berprestasi di panggung olahraga dan meraih bonus besar seperti yang ia dapatkan dari Olimpiade 2016.

Demi misinya tersebut, lifter yang tiga kali meraih medali di tiga episode Olimpiade tersebut sudah mengatur strategi jitu dalam memanfaatkan banjir kucuran bonus yang diterimanya. Bukan hanya dari pemerintah, kucuran bonus pun ia dapat dari berbagai pihak yang tak bisa diungkapnya terperinci.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dompet Eko makin tebal menyusul prestasinya di ajang PON 2016 usai Olimpiade. Eko yang merupakan atlet Jawa Timur berhasil meraih medali emas dalam ajang PON yang digelar di Jawa Barat tersebut.

Miliaran rupiah gelimangan uang yang dimiliki Eko itu bisa saja membuatnya tenang. Apalagi, pemerintah pun telah menyiapkan peraturan setiap peraih medali Olimpiade mendapatkan tunjangan 15 juta per bulan ketika memutuskan pensiun sebagai atlet nasional.

Miliaran uang yang kini dimilikinya pun sudah dipikirkan masak-masak untuk masa depannya dan keluarganya, terutama untuk sang anak Naicilla Salsabila Irawan yang merupakan buah cintanya bersama sang istri, Masita.

"Pertama, saya mau zakat dan syukuran di kampung. Sebagian bisa buat modal baru beli rumah kontrakan dan sebagian lagi buat modal usaha supaya ada penghasilan lain di luar angkat besi. Itu yang utama, ada hasil lain di luar atlet," kata Eko kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/10).

Untuk memulai bisnisnya, saat ini Eko terinspirasi oleh atlet-atlet pemula yang tidak memiliki uang lebih untuk membeli peralatan tanding seperti sepatu, ikat pinggang dan pakaian tanding yang bermerk. Untuk sebuah sepatu khusus angkat besi bermerk saja harganya bisa mencapai Rp 2 juta. Melihat hal itu, Eko yakin para pembina tempat latihan pastinya belum berani memfasilitasi hal itu karena prestasi atlet pemula ini masih belum teruji.

"Jadi, saya terpikir bikin sepatu yang harganya terjangkau. Jadi pembina tidak keluar biaya terlalu besar untuk memfasilitasi atlet pemula ini. Intinya saya ingin atlet pemula ini bisa di fasilitasi oleh pembina mereka," sebutnya.

Keinginan ini sebenarnya sudah lama berada di pikiran Eko. Tapi, mengingat modal yang diperlukan cukup besar, sehingga keinginannya itu masih disimpan rapat-rapat sampai pada saatnya ia bisa mewujudkannya.

"Selain itu saya juga mau buat tempat fitnes. Siapa tahu ke depannya bisa punya brand alat-alat olahraga. Sekarang mulainya dari angkat besi dulu. Produk lokal kan masih belum banyak pesaingnya. Yang saya tahu baru Pak Hadi (Hadi Wihardja, Direktur High Performance Program Satlak Prima) yang punya, jadi saya mau coba bersaing pelan-pelan," cetusnya.

Kini, Eko terus menanti cairnya bonus yang dijanjikan pemerintah atas prestasinya. Sayang, sampai sebulan setelah Olimpiade bonus belum juga cair dan dijanjikan akan tuntas paling lama akhir Oktober sampai awal November mendatang.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER