Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Pusat Pengelola Kawasan (PPK) Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Winarto, menjelaskan runutan pembahasan renovasi GBK termasuk di dalamnya stadion dan lapangan tenis yang jumlahnya mencapai 21 lapangan itu.
Winarto menjelaskan, pihaknya tidak membedakan satu cabor dengan cabor lain yang mejalani rutinitasnya di kawasan GBK.
"Rapat yang digelar sejak Februari lalu itu selalu melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baik itu Cipta Karya, Satgas Infrastruktur Renovasi GBK, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Pengurus Besar cabang olahraga dan selalu ada risalah rapatnya," kata Winarto kepada CNNIndonesia, Jumat (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang dikerjakan PPK GBK adalah bagian dari pelaksanaan atas Instruksi Presiden (INpres) Nomo 2 Tahun 2016 tentang dukungan penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018. Dijelaskan Winarto, pada rapat 3 Maret lalu terjadi pembahasan untuk renovasi cabor atletik, sofbol, bisbol.
Dari rapat itu diketahui bahwa dibutuhkan lapangan berstandar internasional untuk cabor bisbol yang hanya dimungkinkan dibangun di kompleks GBK karena keterbatasan lahan. Pasalnya, lapangan bisbol yang sudah ada tidak memiliki standar yang jelas.
Seperti diketahui, bisbol menjadi cabor baru yang dipermainkan di Olimpiade 2020 Tokyo.
Pada 8 Maret 2016, PPK GBK kembali rapat bersama untuk membahas venue cabor akuatik, voli dan tenis. Untuk membahas masalah di tenis, PPK GBK, kata Winarto memutuskan untuk mengundang secara khusus PP Pelti terkait penempatan bisbol di area GBK yakni pada 4 April.
"Yang kami undang PP Pelti dan Pengurus Besar Persatuan Bisbol dan Sofbol Seluruh Indonesia (PB Perbasasi)," sebut Winarto ketika dihubungi.
"Salah satu kesepakatan di alternatif terakhir menyebut bahwa bisbol tetap berada di kawasan GBK dengan mengurangi area tenis (Blok 6). Sosialisasi design pun sudah disampaikan ke cabor sampai pekan lalu di Bintaro saat rapat terakhir," jelasnya.
Ketika ditanya lingkup kawasan di Blok 6 yang dimaksud, Winarto menjelaskan bahwa itu adalah lokasi yang sesuai dengan kebutuhan bisbol untuk mendapatkan lapangan berstandar internasional.
"Bisbol itu yang memainkannya banyak anak muda. Itu bisa dijaring untuk memuluskan langkah bisbol Indonesia tampil di Olimipade 2020. Lapangan tenis juga masih bisa ada di sekitar kawasan GBK, tepatnya di Hotel Sultan yang punya sekitar 12 lapangan," bebernya.
"Keterbatasan lokasi yang dimiliki negara membuat kami harus melakukan ini. Kalau dari pemikiran makronya adalah pemanfaatan besar untuk pengembangan tenis di daerah, tidak hanya di Jakarta," tambah Winarto.
Alhasil, apapun yang dilakukan PP Pelti dengan gugatannya dan keputusan yang dibuat PPK GBK bersama pihak terkait lainnya, lapangan tenis GBK kini menyisakan dua bangunan bersejarah yang menjadi cagar budaya sisa peninggalan Asian Games 1962 oleh Presiden Sukarno.
"Sejak Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962, atau 56 tahun yang lalu sudah digelar 14 kali Asian Games dan tidak banyak negara yang bisa dua kali menjadi tuan rumah. Ini yang harus dimanfaatkan dengan baik. Pihak lain juga harus mengerti bahwa tren olahraga silih berganti dan itu juga harus jadi pertimbangan," ucapnya.
(ptr)