Jakarta, CNN Indonesia -- Negara jiran, Malaysia, berencana mundur dari kalender penyelenggaran balap Formula One (F1) setelah kontraknya habis pada 2018 mendatang.
Hal itu direncanakan karena ajang balap jet darat itu ternyata tak memberikan banyak keuntungan.
"[Warga] lokal tidak membeli tiket untuk menonton F1. Jika tak ada nilai ekonomi, mengapa kami harus tetap lanjut? Kami lebih baik berhenti sementara," kata Kepala Eksekutif Sirkuit Internasional Sepang, Razlan Razali seperti dikutip dari
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Razlan mengatakan sirkuit Sepang yang bisa mengakomodasi hingga 120 ribu penonton hanya menarik sebanyak 45 ribu orang dalam gelaran grand prix bulan lalu. Tak hanya itu rating televisi saat raceday di akhir pekan pun ternyata juga buruk.
Sepang, yang berada sekitar 63 km dari Kuala Lumpur, telah menjadi tuan rumah grand prix F1 di Malaysia sejak 1999 silam. Kontrak negara jiran itu akan habis setelah 2018.
Bukan hanya itu, gelaran GP Malaysia pun dibayang-bayangi kemeriahan gelaran grand prix di negara tetangga, Singapura. GP Singapura masih mendapatkan rata-rata 73 ribu penonton saat sesi grand prix di akhir pekan sejak 2008 lalu. Hal itu disokong juga hiburan yang mengundan musisi dunia.
Razlan memberikan catatan khusus bahwa untuk menggelar balap F1 itu sangat mahal, namun banyak kota besar di dunia berminat terhadapnya demi gengsi dan perhatian global.
Sejauh ini seperti dilansir
AFP, figur resmi menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah penonton global untuk F1 hingga 200 juta sejak 2009 silam.
Lain F1, lain pula MotoGP. Razlan mengatakan gelaran MotoGP Malaysia masih menjadi daya tarik bagi penggemar olahraga otomotif. Bahkan, seri GP Malaysia yang akan digelar akhir pekan ini telah habis terjual tiketnya.
(ptr)