Mantan Panglima TNI Bicara Soal Kerusuhan Suporter

Jun Mahares | CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2016 19:09 WIB
Menurut Moeldoko, aksi kriminal di luar stadion bukan lagi ranah olahraga dan harus dipidanakan meski berlatar belakang militer sekalipun.
Moeldoko angkat bicara soal penananganan suporter sepak bola Indonesia. (CNN Indonesia/Jun Mahares)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kericuhan antarsuporter sepak bola Indonesia yang kerap memakan korban turut menyita perhatian mantan Panglima TNI, Moeldoko. Menurutnya, aksi kriminal di luar stadion bukan lagi ranah olahraga dan harus dipidanakan.

Belum lama ini, Muhammad Rovi alias Omen, satu di antara suporter Persib Bandung meninggal dunia akibat pengeroyokan oknum tak dikenal di Pintu 10 Jababeka, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Sabtu (22/10).

Menurut Moeldoko, Rovi menjadi salah satu korban rivalitas suporter yang tidak mengedepankan logika. Setiap pendukung loyal klub semestinya memiliki kebanggaan dalam arti luas ketimbang fanatisme sempit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suporter harus terkelola dengan baik. Membangun jiwa kesatuan yang harus diarahkan ke pandangan luas sebagai satu kelompok tapi tidak melupakan nasionalisme," kata Moeldoko kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/10).

"Karena kebanggaan satu golongan yang berlebihan bisa menjadi sia-sia dan menghilangkan nalar."

Moeldoko menilai, PSSI memang punya peran penting untuk mengedukasi klub mengenai peran penting suporter. Sanksi tegas juga layak dikeluarkan jika kericuhan suporter meluas hingga memakan korban.

Suporter PS TNI

Lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1981 itu juga ikut menyoroti kasus pemukulan suporter yang melibatkan pendukung PS TNI yang notabene anggota resmi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Meski berlatar belakang militer, Moeldoko, menilai tidak menolerir para anggota TNI yang melakukan kekerasan terhadap rakyat sipil di ruang publik.

"Sepanjang itu suporter, tidak ada embel-embel TNI. Karena sepak bola prinsipnya egaliter (setara) bagi semua orang. Jika sudah mengganggu kepentingan publik harus dipidanakan, tidak peduli latar belakang apapun," ujar Moeldoko dengan nada tegas.

Moeldoko yang juga mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 berharap siapapun pemimpin PSSI yang terpilih nantinya harus bisa merangkul semua pihak sekaligus menerapkan regulasi dengan tegas.

"PSSI harus terlibat dalam proses edukasi suporter dengan berbagai pandangan. Tapi harus tegas juga memberikan sanksi tegas bagi suporter yang bertindak kriminal," ujarnya. (jun/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER