Jakarta, CNN Indonesia -- Di balik sepak terjangnya di dunia militer, mantan Panglima TNI Moeldoko ternyata seorang penggemar sepak bola. Manajer Arsenal, Arsene Wenger, menjadi sosok idola sekaligus inspirasinya.
Wenger dianggap sebagai sosok manajer paling karismatik saat ini. Karakter serius dan tegas yang melekat dalam diri juru taktik asal Perancis disebut mewakili dirinya.
"Keangkuhan dia (Wenger) sebagai pelatih menegaskannya sebagai sosok yang berwibawa, serius, dan ngotot. Tapi, dia bisa menjadi seorang ayah atau bahkan teman kepada pemainnya di luar lapangan sama seperti saya," kata Moeldoko kepada CNNIndonesia.com, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1981 itu tidak suka dengan karakter seseorang yang gemar bercanda di momen yang serius.
Latar belakang militer memang menempa Moeldoko sebagai sosok yang serius dan fokus terhadap tujuan. Sebab, keseriusan penting untuk mencerna instruksi.
"Saya paling alergi melihat pemain yang latihan tidak serius. Kalau itu terjadi di TNI, sudah pasti saya hajar," ucap Moeldoko seraya terkekeh.
Sebagai pengidola Wenger, Moeldoko juga mengagumi Arsenal, klub yang diasuh pelatih yang dijuluki The Professor itu. Gaya bermain klub berjulukan Meriam London tersebut dinilai sukses menjadi pembeda di Liga Primer.
"Karakter Arsenal jelas berbeda dengan tim Inggris lainnya. Mereka lebih mengandalkan permainan menyerang dengan pola bermain yang indah," ujar Moeldoko.
Selain cukup mengenal sepak bola Inggris, Moeldoko juga punya klubh jagoan di Indonesia. Klub tanah kelahirannya Persik Kediri dan Persib Bandung menjadi dua klub favoritnya di Tanah Air.
"Persik karena klub asal kelahiran saya. Sementara Persib karena prestasi dan permainannya yang cukup bagus akhir-akhir ini," ujar Moeldoko.
Kegelisahan Moeldoko terhadap mandeknya prestasi sepak bola Indonesia menjadi faktor utama yang menggiringnya maju sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2016-2020.
"Dengan pengalaman kepemimpinan saya di TNI, mungkin bisa saya terapkan di PSSI. Saya ingin menerapkan program 'PSSI Mendengar' dan merangkul semua pihak. Namun, tetap disiplin dan jangan sampai merugikan bangsa!" bebernya.
(jun)