Jakarta, CNN Indonesia -- Bek kiri Persiba Balikpapan Abdul Rachman mendadak populer setelah mengenakan kostum Timnas Indonesia. Namun, nyaris tak ada yang tahu jika ia pernah banting setir dari sepak bola dan memilih bekerja di Dinas Pekerjaan Umum di Balikpapan.
Perjalanan karier sepak bola Rachman tak semulus pemain lainnya yang sempat menjejakkan karier di Timnas kelompok umur. Jangankan lolos timnas di usia muda, menembus kuat senior klub medioker macam Persiba boleh jadi perjuangan terberatnya dalam lima tahun terakhir.
Meski sempat membela tim Persiba U-15 hingga U-21, namun Rachman harus mengadu nasib di Bontang FC (2011-2014) dan Martapura FC (2015) pada gelaran Piala Presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat Bulan Jadi KaryawanSetelah kontraknya selesai di Martapura, Rachman sempat putus asa untuk melanjutkan mimpi sebagai pesepak bola. Ia memutuskan untuk banting setir sebagai pekerja honorer di Dinas PU Penajam, Balikpapan.
"Saya pernah merasa karier saya di sepak bola tidak jelas dan lebih baik jadi karyawan biasa," kata Rachman yang ditemui CNN Indonesia di Hotel Jasmin, Karawaci, Tangerang, belum lama ini.
Profesi sebagai tenaga teknis di Dinas PU dilakoni selama empat bulan. Namun, keluarga dan rekan-rekannya terus mendorong Rachman untuk kembali percaya dengan kemampuannya di bidang sepak bola.
"Teman-teman saya selalu mengingatkan, sayang tinggalkan sepak bola dengan bakat yang saya punya. Tapi, saya sempat telanjur tidak minat lagi berkarier di sepak bola," kenangnya.
Akan tetapi, Rachman akhirnya tergiur untuk menjalani seleksi bersama Persiba menjelang Indonesian Soccer Championship digulirkan pada April 2016.
"Sebagian besar pemain seleksi di Persiba dipanggil manajemen klub, mungkin hanya saya yang melamar sendiri. Tapi, Alhamdullilah lolos," ujarnya.
Tanpa dinyana, pelatih anyar Persiba Jaino Matos yang didampingi asisten Bima Sakti, justru melirik bakat Rachman. Ia kerap diturunkan sebagai starter, meski acap kali tampil di beberapa posisi yang berbeda.
"Selain bermain sebagai bek sayap, pelatih biasa minta saya main di posisi gelandang serang dan winger. Tidak masalah buat saya. Dipercaya main penuh saja sudah bersyukur," ujarnya.
Bersinar di TimnasPenampilan impresifnya bersama Persiba di ISC pun dilirik pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. Bahkan Rachman mendapat kesempatan tampil sebagai starter secara beruntun di dua laga uji menghadapi Malaysia dan Vietnam.
"Setahun yang lalu saya masih merasa seperti pemain buangan, tidak dianggap. Cuma sering latihan, masuk tim utama saja di klub susahnya minta ampun. Tapi, sekarang justru main di Timnas," tutur Rachman.
"Ini tahun yang luar biasa dan seperti mimpi buat saya. Saya hanya bisa bersyukur dan memanfaatkan kesempatan dengan kerja keras."
Meski dua kali tampil sebagai starter, namun posisi Rachman di Timnas belum sepenuhnya aman. Ia masih harus bersaing dengan bek PS TNI Muhammad Abduh Lestaluhu yang performanya mulai menanjak.
Kendati demikian, Rachman tidak pernah menganggap ada persaingan di Timnas. Baginya, mengenakan seragam Timnas adalah perjuangan yang sakral dan harus saling mendukung.
"Saya tidak merasa bersaing dengan pemain lain di Timnas, tujuannya sama-sama berjuang untuk negara. Jadi siapa yang diturunkan pelatih, kami dukung. Mau cadangan atau tidak, saya harus dalam keadaan siap!" ungkapnya dengan penuh semangat.
(har)