Harapan Bermain di Eropa Kandas Bersama Kapal Karam

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Jumat, 04 Nov 2016 20:47 WIB
Harapan indah dibawa kiper putri asal Gambia ketika menaiki kapal untuk melaut ke Italia dari Libya. Namun, ia jadi satu dari korban tewas tenggelamnya kapal.
Ilustrasi sepak bola. (Reuters/Carl Recine)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harapan indah dibawa Fatim Jawara (19) ketika dirinya menaiki kapal untuk melaut ke Italia dari Libya.

Kapal yang membawa kiper putri asal Gambia itu tenggelam di tengah badai dalam pelayaran dari Libya menuju Lampedusa, Italia. Jawara termasuk salah satu korban tewas dalam kecelakaan kapal di lautan tersebut.

Sebelum naik ke kapal, penjaga gawang tim nasional putri Gambia tersebut sempat mengatakan kepada keluarganya bahwa dia bercita-cita untuk dapat bermain di sebuah klub sepak bola Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama perjalanannya, keluarga Jawara menghubunginya dari Gambia. Mereka memohon agar Jawara tidak melanjutkan perjalanannya. Akan tetapi, dia mengatakan ingin terus mengikuti takdirnya sebagai seorang pemain sepak bola," kata Sainey Sissoho, mantan rekan setim Jawara, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (4/11).

"Dia sangat mencintai sepak bola," kata Sissoho menambahkan.

Pada Kamis (3/11), otoritas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan setidaknya ada 239 imigran yang diyakini telah tewas dalam dua bangkai kapal yang telah lepas sauh dari Libya menuju Italia.

Juru bicara badan urusan pengungsi PBB, UNHCR, Carlotta Sami mengungkapkan laporan dari tragedi tersebut sudah dikonfirmasi dua orang yang selamat karena berhasil berenang sampai di daratan Lampedusa, Italia.

"Kematian Jawara terlalu dini, tapi kami akan mengenang penampilannya sebagai seorang kiper timnas Gambia yang hebat di lapangan," ujar Asisten Pelatih Timnas Gambia U-17, Chorro Mbenga.

Mbenga mengklaim dirinya mengenal betul gadis asal Serrekunda tersebut. Mbenga pun berduka karena upaya Jawara gagal. Kini, Jawara, seperti dilansir PBB, menjadi salah satu dari 4220 imigran yang tewas dalam penyebrangan lautan Mediterania dari Afrika ke Eropa sepanjang tahun ini.

Jawara meninggalkan kampung halamannya di Serrekunda, Gambia, pada September lalu. Ia harus menyebrangi gurun Sahara terlebih dulu sebelum sampai Libya, dan menaiki kapal yang akan membawanya ke Eropa.

"Jawara anak yang pendiam. Dia mengatakan kepada keluarganya ingin pergi bermain bola di suatu tempat dan kemudian menghilang. Dia juga tidak berkata apa-apa kepada kami," ujar Sissoho.

Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Gambia, Ebou Faye, pun turut berduka cita atas meninggalnya Jawara.

"Fatim datang dari latar belakang keluarga yang miskin seperti sebagian besar penduduk Gambia. Dia hanya ingin membantu keluarganya, maka dia melakukan perjalanan berbahaya tersebut. Beberapa ada yang berhasil, dia tidak.

"Ini adalah sebuah tragedi dan sebuah kehilangan yang besar bagi sepak bola Gambia," tutur Ebou. (kid)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER