JELANG KONGRES PSSI

Moeldoko Janji Bawa Wajah-wajah Segar ke PSSI

Jun Mahares | CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2016 15:07 WIB
Meski berjanji akan merombak kepengurusan PSSI dengan wajah segar, namun Moeldoko mengaku akan tetap menggunakan sebagian orang-orang lama nantinya.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko bersaing dalam kandidat Ketua Umum PSSI periode 2016-2020. (CNN Indonesia/Jun Mahares)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konflik berkepanjangan di tubuh federasi sepak bola Indonesia turut mengusik kegelisahan Jenderal Purnawirawan TNI Moeldoko. Ia pun tertantang untuk maju dalam bursa persaingan Ketua Umum PSSI periode 2016-2020.

Moeldoko memang tidak memiliki segudang pengalaman membina sepak bola. Namun, ia punya keyakinan untuk mengubah wajah PSSI menjadi organisasi yang lebih bermartabat dan membanggakan.

Untuk mewujudkannya, mantan Panglima TNI 2013-2015 itu akan merombak susunan organisasi PSSI. Ia berjanji untuk memasukkan mayoritas wajah baru ke dalam struktur kepengurusannya kelak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya akan merekrut 3/4 wajah baru yang diisi orang-orang muda yang punya wawasan baik di sepak bola. Nah, sisanya tetap orang lama, karena saya butuh pengurus lama yang sudah punya pengalaman mengurus bola,” kata Moeldoko yang ditemui CNNIndonesia.com di Jakarta, belum lama ini.

Kombinasi wajah baru dan lama, lanjut Moeldoko, dibutuhkan untuk menjaga keseimbagan struktur organisasi PSSI. Sebab, hal terpenting untuk merevolusi federasi sepak bola Tanah Air adalah cara pandang dan komitmen baru.

“Yang penting kita pilih orang yang punya komitmen tinggi membenahi roda organisasi PSSI. Masyarakat sudah mulas dengar rebut-ribut terus. Kapan kerjanya? Kapan prestasinya?” ujarnya.

Dalam satu dekade terakhir, kepengurusan PSSI tak lekang dari keterlibatan para politikus. Konflik kepentingan partai pun kerap menjadi pemicu konflik organisasi.

Moeldoko paham betul ancaman dari anggota pengurus yang memiliki keterlibatan di dunia politik. Namun, ia mengaku tidak bisa serta merta melarang anggotanya nanti untuk aktif di partai politik.

“Tidak larang mereka (anggota parpol) ikut mengurus PSSI. Tapi, harus ada batasannya. Saya akan jaga betul bahwa organisasi PSSI tidak boleh dimasuki kepentingan partai.”

“Hinca Pandjaitan misalnya. Di satu sisi dia punya jabatan penting di salah satu partai. Namun, dia punya pengetahuan di bidang hukum olahraga yang bisa kita manfaatkan,” ucap Moeldoko.

PSSI Mendengar

Pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957, itu memegang teguh moto football for all. Artinya, sepak bola harus menjadi milik semua orang. Pembinaan juga wajib digelar secara merata dan tidak terpaku liga profesional semata.

“Salah satu program saya adalah PSSI Mendengar. Artinya, mendengar masukan dari semua pihak yang tujuannya membuat sepak bola lebih maju."

Ia berhasrat untuk menjadikan menjadikan PSSI sebagai organisasi olahraga yang terbaik di Indonesia bahkan Asia. “Tentu harus diiringi program yang terstruktur dan berprestasi,” tukas Moeldoko.

Untuk mewujudkan hal terebut, lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) tahun 1981 itu memiliki program yang disebut ‘pancasetia’.

“Pertama harus setia menjalankan roda kompetisi. Kemudian, setia meraih prestasi di berbagai kejuaraan di Asia Tenggara maupun Asia, setia menjaga logistik mandiri kepada klub dan timnas, setia menciptakan atlet terbaik, terakhir penyediaan infrastruktur yang berstandar internasional.”

Perang Militer

Selain Moeldoko, kandidat Ketua Umum PSSI yang berlatar belakang militer adalah Bernhard Limbong dan Edy Rahmayadi. Nama terakhir juga masuk dalam daftar calon favorit untuk memenangkan pertarungan.

Edy bahkan digadang-gadang sebagai kepanjangan tangan Presiden RI Joko Widodo untuk membenahi karut-marut sepak bola nasional. Pria yang juga menjabat Pangkostrad TNI AD itu juga dijagokan mayoritas pemilik suara yang menamakan diri K-85.

Moeldoko menanggapi persaingan dengan mantan anak buahnya di TNI, Edy Rahmayadi dengan sikap fair play. Apalagi ia juga megaku bangga bisa menelurkan calon pimpinan baru yang mau mengabdi untuk sepak bola.

Sebagai mantan atasan Edy, Moeldoko berjanji akan tetap menjaga persatuan TNI terlepas siapa yang akan terpilih menduduki kursi PSSI 1 nantinya.

“Kalah-menang adalah hal yang biasa di alam demokrasi. Tidak boleh ada yang marah atau sakit hati jika gagal terpilih karena yang terpenting adalah persatuan,” ujar Moeldoko dengan nada tegas.

Pria yang pernah menjabat Panglima Kodam Siliwangi itu juga tidak mengkhawatirkan wacana terkait dukungan Presiden terhadap Edy. Sebab, jabatan ketua PSSI terbuka untuk semua orang yang terbeban.

“Saya yakin presiden tidak punya titipan karena semua kandidat yang ada punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Siapapun yang jadi nanti harus betul-betul bekerja keras karena masyarakat saya tahu sudah muak dan mules dengan konflik PSSI,” bebernya.

Kongres pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 bakal digelar di Jakarta pada 10 November mendatang. Sebanyak sembilan kandidat bakal bersaing memperebutkan kursi nomor satu di kubu federasi sepak bola nasional itu. (jun/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER