Jakarta, CNN Indonesia -- Alfred Riedl langsung menemui para pemain dan staf pelatih timnas Vietnam sebelum laga uji coba timnas Indonesia menjamu Vietnam pada 9 Oktober lalu di Stadion Maguwoharjo Sleman.
Di antara staf timnas Vietnam yang ditemuinya kala itu adalah sang pelatih, Nguyen Huu Thang dan asisten pelatih, Tran Hung Cuong.
Giliran mereka pula menyambut Riedl kembali ke Stadion My Dinh pada laga uji coba timnas Indonesia vs Vietnam untuk kedua kalinya, Selasa (9/11) sore waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hung Cuong rupanya punya kesan mendalam terhadap sosok Riedl. Ia menilai, pelatih berusia 67 tahun itu merupakan sosok yang sangat bersahaja, humanis, akrab, bahkan lebih Asia ketimbang dirinya.
Saat ditemui di depan ruang ganti timnas Vietnam di Stadion Maguwoharjo, beberapa jam jelang menghadapi timnas Indonesia 9 Oktober silam, Hung Cuong enggan bicara seputar timnnya.
Namun, raut wajahnya berubah menjadi sangat antusias ketika
CNNIndonesia.com menyinggung soal kesan ia bersama Rield.
"Riedl adalah sosok yang hangat selain metode melatihnya yang sangat disiplin dan terkesan kaku. Tapi secara personal, ia sangat ramah dan mudah bergaul," ungkap Hung Cuong kepada
CNNIndonesia.com, kala itu.
Hung Cuong terakhir kali berinteraksi dengan Riedl kala mereka masih sama-sama di timnas Vietnam pada 2005 hingga 2007 silam.
"Saat itu saya masih sebagai penerjemah di timnas (Vietnam), tidak seperti saat ini sebagai asisten pelatih," tutur Hung Cuong.
Kesan pertama kala itu, ia menganggap Riedl sosok yang kaku dan hanya fokus dengan masalah pekerjaan, tak peduli urusan pribadi para stafnya. Namun, Hung Cuong mengubah pandangannya ketika sudah mengenal Riedl.
Salah satu pengalaman yang tak pernah ia lupakan bersama Riedl ketika timnas Vietnam melakukan pemusatan latihan di Austria selama sepekan.
"Di sela-sela libur latihan, tiba-tiba Riedl memanggil beberapa dari kami. Dengan penuh antusias ia mengajak kami main ke kediamannya di Wina," ungkap Hung Cuong.
"Sesampainya di sana, ia memperkenalkan kami dengan keluarganya dan kami makan malam bersamanya dengan penuh keriangan dan canda tawa."
Menurut Hung Cuong, keramah-tamahan Riedl itu tak bedanya dengan kehangatan yang menjadi budaya orang-orang Asia, terutama Asia Tenggara.
Salah satu kehangatan orang Asia yang melekat pada diri Riedl menurutnya adalah kepedulian dan simpati terhadap kehidupan pribadi para stafnya.
"Ia kerap menanyakan kabar kami, kabar keluarga kami dan berkirim salam kepada keluarga kami," ucap Hung Cuong.
Ia melanjutkan, Riedl bahkan ikut sedih ketika ada salah satu anggota keluarga kami mengalami persoalan seperti sakit.
"Kadang ia juga memberikan solusi kepada kami dan tak segan membantunya," terang Hung Cuong.
(bac)