Fidel Castro-Pimpinan Revolusi dan Ambisi Prestasi Olahraga

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Nov 2016 16:28 WIB
Semasa hidupnya Fidel Castro mengembangkan prestasi olahraga Kuba. Sejak keberhasilan revolusi Kuba 1959, negara itu pun diperhitungkan dalam Olimpiade.
Pimpinan revolusi Kuba, Fidel Castro, wafat pada usia ke-90, Sabtu, 26 November 2016. (AFP PHOTO/Adalberto ROQUE)
Jakarta, CNN Indonesia -- Peninggalan yang terkenang dari kehadiran Fidel Castro sebagai pemimpin rakyat Kuba bukan hanya revolusi 1959. Pascarevolusi, pria yang wafat dalam usia ke-90, merupakan sosok di balik kebangkitan dunia olahraga Kuba.

Seperti dilansir ESPN, keberhasilan revolusi yang dipimpin Fidel Castro pada 1959 silam juga berimbas pada peningkatan prestasi olahraga negara itu, terutama dalam Olimpiade.

Keikutsertaan pertama Kuba dalam Olimpiade di bawah Fidel Castro adalah saat Olimpiade 1960 di Roma, Italia. Tak ada medali yang disumbang kontingen Kuba yang terdiri atas 12 atlet tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, peningkatan demi peningkatan terjadi di Olimpiade selanjutnya. Pada Olimpiade selanjutnya, 1964 di Tokyo, dari 27 atlet dalam kontingen Kuba ada satu medali perak yang didapat.

Setelah kegagalan di Olimpiade 1960, pada 1961, pemerintahan Kuba yang dipimpin Castro menciptakan Institut Olahraga Nasional, pendidikan fisik, dan rekreasi. Institut itu dibangun untuk mempromosikan olahraga kepada anak, orang dewasa, bahkan orang tua. Program negara itu pun sejalan dengan penambahan kualitas fasilitas olahraga, perlengkapan, serta penelitian dalam keilmuan olahraga.

Empat tahun selanjutnya di Mexico City, Kuba mendapatkan empat medali perak dari 115 atlet dalam kontingen di Olimpiade 1968. Di Munich--saat itu Jerman Barat--Kuba berhasil merebut tiga medali emas. Selain itu satu medali perak dan empat medali perunggu dari 137 atlet membuat kontingen Kuba mberada di peringkat 14 perolehan medali Olimpiade 1972.

Jumlah perolehan medali itu mengingkat lagi di Olimpiade 1976 Montreal, Kanada, dan Olimpiade 1980 Moskow, Rusia. Pada 1976 Kuba mendapat enam medali emas, empat medali perak, dan tiga medali perunggu. Kemudian di Rusia-yang saat itu Uni Soviet--Kuba meraih 20 medali yang terdiri atas delapan medali emas, tujuh medali perak, dan lima perunggu.

Di dua gelaran selanjutnya, Kuba bersama aliansi negara sosialis seperti Uni Soviet dan Jerman Timur memutuskan untuk memboikot Olimpiade 1984 dan 1988.

Kuba baru kembali lagi ikut Olimpiade di Barcelona pada 1992 silam. Absen di dua gelaran, membuat Kuba memberi kejutan. Kontingen atlet negara itu menyumbang 31 medali (14 emas, enam perak, dan 11 perunggu) sehingga finis di tempat kelima.

Daftar Perolehan Medali Olimpiade Kuba Pascarevolusi 1959
Olimpiade/Tahun ; Medali Emas - Medali Perak - Medali Perunggu
Roma/1960 (0-0-0)
Tokyo/1964 (0-1-0)
Mexico City/1968 (0-4-0)
Munich/1972 (3-1-4)
Montreal/1976 (6-4-3)
Moskow/1980 (8-7-5)
Los Angeles/1984 (boikot)
Tokyo/1988 (boikot)
Barcelona/1992 (14-6-11)
Kuba/1996 (9-8-8)
Sydney/2000 (11-11 perak-7)
Athena/2004 (9-7-11)
Beijing/2008 (2-10-12)
London/2012 (5-3 -7)
Rio/2016 (5-2-4)

"Olahraga di negara kita bukanlah sebuah instrumen politik, tetapi olahraga di negara kita ini sendiri berkonsekuensi pada revolusi," kata Fidel Castro saat menyambut kontingen atlet Kuba dari kejuaraan multiolahaga untuk kawasan Amerika Tengah dan Karibia pada 1996 silam.

Fidel Castro sendiri bukan tanpa sebab mendukung pengembangan prestasi olahraga Kuba. Pasalnya, pria yang terpengaruh ajaran Marxisme-Leinisme itu terpilih menjadi atlet terbaik di SMA-nya, Belen, pada 1945.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER