Pengakuan Seorang Calo Tiket Pertandingan Semifinal Piala AFF

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Des 2016 08:55 WIB
Seorang calo tiket pertandingan semifinal Piala AFF ditangkap pendukung timnas Indonesia yang kesal lalu digelandang ke pos keamanan untuk diserahkan ke polisi.
Polisi mempersiapkan kendaraan untuk membawa seorang calo tiket semifinal Piala AFF 2016 yang ditangkap para suporter timnas Indonesia yang kesal, Jakarta, 2 Desember 2016. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wahyudi, seorang pria dengan usia sekitar 50 tahun, tertangkap tangan pendukung timnas Indonesia yang ingin membeli tiket semifinal leg pertama Piala AFF 2016 di loket Gelora Bung Karno (GBK), Jumat (2/12).

Ia ditangkap Hanif Hansyah--pendukung timnas Indonesia--bersama kawan-kawannya yang sedang mencari tiket untuk pertandingan yang bakal digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/12). Hanif menangkap Wahyudi saat sedang berupaya menawarkan tiket kategori dua yang ia banderol Rp250 ribu dari harga normal Rp100 ribu.

Hanif lalu langsung membawa Wahyudi ke Pos Keamanan Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Saat itu memang para suporter yang tak kebagian tiket mengadu ke Kemenpora yang berada di wilayah berlawanan dari loket penjualan yang berada di GBK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pekerjaan saya memang calo. Saya sudah 20 tahun menjadi calo," ucap Wahyudi tanpa malu.

"Saya sudah biasa menjadi calo, acara konser di Jakarta, Bali, banyak enggak cuma sepak bola. Apa saja," lanjut pria yang mengaku berdomisili di kawasan Pedongkelan, Jakarta Barat tersebut di hadapan wartawan, aparat kepolisian, dan pencari tiket.

Wahyudi mengaku dirinya menyewa joki atau orang yang disuruhnya mengantre tiket guna mendapatkan tiket lebih banyak. Joki tersebut ia beri upah Rp100 ribu. Ada empat joki yang ia pekerjakan untuk mendapatkan 16 tiket laga semifinal Indonesia versus Vietnam.

"Saya dapat 16 tiket. Sudah laku empat, ini sisa 12 tiket, " kata Wahyudi sambil menaruh sisa tiket ke meja.

Wahyudi mengaku tidak ada kerja sama antara dirinya dengan pihak distributor tilet, Kiostix, maupun PSSI dalam aksinya tersebut.

"Saya pakai modal sendiri. Saya dari dulu begini (jadi calo). Kalau ketahuan ya sudah, besok juga saya akan tetap begini (jadi calo lagi)," ungkap dia. "Saya bisa menguliahkan anak saya dengan pekerjaan saya ini."

Di sisi lain,  seorang polisi yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa atas kejadian tersebut. Kecuali, lanjutnya, jika ada pihak yang merasa dirugikan atas perbuatan Wahyudi itu.

"Ia beli tiket pakai uangnya sendiri. Kalau dijual lebih mahal, kalau ada yang beli ya itu urusannya. Kalau tidak ada yang beli, yang rugi kan ia sendiri," kata dia.

Sang polisi pun menyatakan atas tindakannya tersebut, sementara Wahyudi akan digelandang ke kantor kepolisian sektor (Polsek) Tanah Abang. Di sana Wahyudi, juga para saksi akan dimintai keterangan.

Menanggapi keluhan para suporter timnas Indonesia yang mengadu ke Kemenpora, Juru Bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto menyatakan pihaknnya pun prihatin atas ulah para calo. Ia pun mendesak PSSI agar mencegah pergerakan calo tiket untuk pertandingan timnas Indonesia.

"Mendesak PSSI untuk memperkecil peluang berkembangnya transaksi penjualan tiket yang sebagian di antaranya jatuh pada tangan calo-calo. Di banyak sektor jasa layanan masyarakat, hal tersebut bisa diatasi, dan demikian halnya yang harus dilakukan oleh PSSI," ujar Gatot kemudian dalam keterangan pers.

Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Jenderal PSSI Ade Wellington menyatakan, "Persoalan calo ini sudah mengakar selama bertahun-tahun. Kami mau bersihkan, repot juga. Kami baru dua pekan jadi pengurus (PSSI). Kami pun ingin masalah calo ini tidak ada." (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER